- Get link
- X
- Other Apps
Kandil
1, TUHAN berfirman kepada Musa:
2, "Berbicaralah kepada Harun dan katakanlah kepadanya: Apabila engkau memasang lampu-lampu itu, haruslah ketujuh lampu itu menerangi yang di sebelah depan kandil."
3, Demikianlah diperbuat Harun. Di sebelah depan kandil dipasangnyalah lampu-lampunya, seperti yang diperintahkan TUHAN kepada Musa.
4, Dan beginilah kandil itu dibuat: dari emas tempaan; kandil itu tempaan, baik kakinya maupun kembangnya; sesuai dengan apa yang telah diperlihatkan TUHAN kepada Musa, demikianlah kandil itu dibuatnya.
© Renungkanlah
Ayat 1–2
Tuhan memerintahkan Harun untuk menyalakan lampu-lampu di kandil. Kandil bercabang tujuh ini bukan sekadar alat penerangan, melainkan simbol yang kaya makna. Dalam dunia Ibrani, kandil atau menorah melambangkan pohon kehidupan di Taman Eden (Kej. 2:9; 3:22). Dengan demikian, setiap kali cahaya itu dinyalakan, umat Israel diingatkan bahwa Allah adalah Sang Sumber kehidupan. Penempatan lampu yang menghadap ke depan bukan asal asalan ya guys: cahayanya menerangi meja roti sajian dan mezbah ukupan—dua perabot yang menunjuk kepada pemeliharaan Allah dan jalan menuju hadirat-Nya (Kel. 40:22–25).
Ayat 3
Harun menaati perintah itu persis seperti yang diperintahkan. Ketaatan Harun menegaskan bahwa penyalaan terang Allah tidak boleh ngikutin selera manusia, tetapi harus sesuai firman-Nya. Cahaya ini gak boleh padam, tetapi harus dijaga terus menerus (Kel. 27:21; Im. 24:1–4). Ada tanggung jawab kudus di pundak para imam untuk memastikan terang itu tetap menyala.
Ayat 4
Kandil itu dibuat dari emas tempaan, sesuai pola surgawi yang diperlihatkan Allah kepada Musa. Artinya, kandil ini bukan karya seni biasa, melainkan refleksi dari realitas surgawi. Apa yang ada di bumi adalah bayangan dari apa yang ada di surga (Ibr. 8:5). Dengan kata lain, setiap detail ibadah Israel adalah undangan untuk melihat keindahan, kekudusan, dan kemuliaan Allah sendiri. Keren sih
Di Perjanjian Baru, gambaran terang mencapai puncaknya. Tuhan Yesus berkata: “Akulah terang dunia” (Yoh. 8:12; 9:5). Terang kandil di Ruang Kudus menunjuk pada Tuhan Yesus yang hadir untuk menerangi dunia yang gelap. Jika di PL imam menjaga supaya pelita itu tetap menyala, maka di PB Kristus datang sebagai terang yang tidak pernah padam. Dan lebih dari itu, Tuhan Yesus memanggil kita murid-murid-Nya untuk menjadi terang dunia (Mat. 5:14–16; Ef. 5:8–14).
Dengan kata lain, kandil emas itu kini hidup dalam diri kita. Kita adalah pembawa terang Allah ke dalam dunia.
© Refleksikanlah
Hi guys, ayat hari ini memang pendek, tapi maknanya... dalem banget. Hanya empat ayat, tapi seperti cahaya kandil yang kecil di ruang Kudus, ayat ini menyorot hal besar: bagaimana Allah menyinari umat-Nya—dan bagaimana umat-Nya merespons terang itu sampai akhirnya jadi pemancar terang ALLAh yang ada di dalam diri umat ^^ keren kan
Pertama sih perlu memahami bahwa, Terang itu bukan kita yang ciptakan. Terang itu datang dari Tuhan Yesus. Sama seperti Harun nggak bisa bikin nyala api sendiri tanpa minyak dan kandil yang ditentukan Tuhan, kita juga nggak bisa bersinar tanpa “melekat” pada Yesus—sumber terang sejati.
Mungkin kamu lagi ngerasa kayak lampumu mulai redup. Kamu lelah. Gagal. Imanmu goyah. Tapi kabar baiknya: Allah nggak minta kamu bersinar sendiri. Dia minta kamu datang kepada-Nya setiap hari, biar Dia yang isi minyak-Nya lagi. Tugas kita menjaga terang itu tetap hidup, setia setiap hari, kayak Harun di Kemah Suci. Dan ketika terang itu menyala, bukan cuma kamu yang diterangi—tapi orang-orang di sekitarmu. Temanmu yang lagi down. mungkn anggota keluarga yang lagi perlu dikuatkan juga. Heum bisa jadi terang itu berdampak pada dunia yang lagi kacau. Tuhan Yesus mau memakai terang itu—melalui kamu. Yuk bisa Yuk
© Pertanyaan Reflektif
Apa yang sedang terjadi dalam hidupmu saat ini yang membuat terang itu rasanya kok redup?
-
Bagaimana kamu bisa menjaga terang imanmu tetap menyala hari ini, seperti Harun menjaga pelita?
-
Siapa satu orang di sekitarmu yang butuh terang Kristus melalui hidupmu minggu ini?
© Berdoalah sesuai Firman
Tuhan,
Dikau yang menyalakan terang di Kemah Kudus,
yang memerintahkan Harun menjaga nyalanya tanpa henti,
aku datang hari ini dengan pelita hatiku yang terkadang redup...
tertiup lelah, dilanda ragu, hampir padam oleh kesibukan.
Tapi aku percaya, terang itu bukan berasal dariku—
terang itu milik-Mu. Dan Dikaulah yang sanggup menyalakan kembali,
bahkan dari sumbu yang berasap.
Tuhan, ajarku untuk setia seperti Harun:
datang setiap hari,
menjaga api iman tetap hidup,
dan menyalakan terang-Mu di tempat-tempat yang gelap—
di keluargaku, pekerjaanku, pikiranku, dan relasiku.
Tuhan Yesus, Terang dunia—terangilah aku. Dan nyalakan aku kembali.
Supaya aku bisa menerangi orang lain,
dan menunjukkan jalan kepada-Mu.
Amin.
Tetap semangat, teman-teman. Tuhan Yesus menyertai kamu!
#kamugaksendiri #TuhanYesusBesertamu #SaTeBilangan
– RL | Soli Deo Gloria
- Get link
- X
- Other Apps
Comments
Post a Comment