- Get link
- X
- Other Apps
Upacara pengikatan perjanjian antara TUHAN dengan bangsa Israel
1, Berfirmanlah Ia kepada Musa: "Naiklah menghadap TUHAN, engkau dan Harun, Nadab dan Abihu dan tujuh puluh orang dari para tua-tua Israel dan sujudlah kamu menyembah dari jauh.
2, Hanya Musa sendirilah yang mendekat kepada TUHAN, tetapi mereka itu tidak boleh mendekat, dan bangsa itu tidak boleh naik bersama-sama dengan dia."
3, Lalu datanglah Musa dan memberitahukan kepada bangsa itu segala firman TUHAN dan segala peraturan itu, maka seluruh bangsa itu menjawab serentak: "Segala firman yang telah diucapkan TUHAN itu, akan kami lakukan. "
4, Lalu Musa menuliskan segala firman TUHAN itu. Keesokan harinya pagi-pagi didirikannyalah mezbah di kaki gunung itu, dengan dua belas tugu sesuai dengan kedua belas suku Israel.
5, Kemudian disuruhnyalah orang-orang muda dari bangsa Israel, maka mereka mempersembahkan korban bakaran dan menyembelih lembu-lembu jantan sebagai korban keselamatan kepada TUHAN.
6, Sesudah itu Musa mengambil sebagian dari darah itu, lalu ditaruhnya ke dalam pasu, sebagian lagi dari darah itu disiramkannya pada mezbah itu.
7, Diambilnyalah kitab perjanjian itu, lalu dibacakannya dengan didengar oleh bangsa itu dan mereka berkata: "Segala firman TUHAN akan kami lakukan dan akan kami dengarkan."
8, Kemudian Musa mengambil darah itu dan menyiramkannya pada bangsa itu serta berkata: "Inilah darah perjanjian yang diadakan TUHAN dengan kamu, berdasarkan segala firman ini."
9, Dan naiklah Musa dengan Harun, Nadab dan Abihu dan tujuh puluh orang dari para tua-tua Israel.
10, Lalu mereka melihat Allah Israel; kaki-Nya berjejak pada sesuatu yang buatannya seperti lantai dari batu nilam dan yang terangnya seperti langit yang cerah.
11, Tetapi kepada pemuka-pemuka orang Israel itu tidaklah diulurkan-Nya tangan-Nya; mereka memandang Allah, lalu makan dan minum.
© Renungkanlah
Hello guys, Ay 1-8 isinya tentang pengesahan perjanjian. Musa sudah menerima petunjuk-petunjuk, aturan-aturan untuk relasi bangsa Israel dengan Tuhan dan sesama dan ciptaan lain, sekarang Musa turun bertemu dengan bangsa Israel.
Ia menemui para kepala, dan menyatakan aturan-aturan yang telah diberikan oleh Tuhan kepada bangsa Israel, dan mereka menjawab "Segala firman yang telah diucapkan TUHAN itu, akan kami lakukan. " Mereka menerima janji itu dengan senang hati, dan menyatakan bersedia untuk taat.
Lalu Musa menuliskan seluruh perintah yang telah diterimanya dalam sebuah “kitab”, dan kemudian dia membangun Mezbah, mendirikan dua belas pilar batu, mempersembahkan korban, dan menampung separuh darah korban ke dalam wadah wadah. Ia memanggil bangsa Israel untuk berkumpul. Setelah mereka semua berkumpul, Musa membacakan dengan Khidmat semua kata-kata dalam kitab berisi aturan itu, dan bangsa itu meresponi dengan kesediaan untuk taat, "Segala firman TUHAN akan kami lakukan dan akan kami dengarkan." Kemudian, untuk melengkapi upacara tersebut, dan menandai masuknya bangsa Israel ke dalam perjanjian, Musa memercikkan darah dari wadah wadah tersebut kepada dua belas suku, yang diwakili oleh para pemimpinnya, dan menyatakan bahwa mereka masuk ke dalam perjanjian dengan Allah.
Ay 1, 2. Nadab dan Abihu adalah dua anak sulung Harun, dan dengan demikian merupakan penerus dalam keimaman. "Tujuh puluh" tua-tua itu mungkin, bersama dengan Nadab dan Abihu, telah mewakili kedua belas suku, masing-masing enam orang. Beribadahlah kamu dari tempat yang jauh. Meskipun semua harus mendaki gunung itu sampai ketinggian tertentu, hanya Musa yang akan naik ke puncaknya. Ay 3. Musa turun dari gunung dan menyampaikan kepada bangsa itu semua firman Tuhan - semua hukum yang telah diberikan. Dan semua orang menjawab dengan satu suara, menjanjikan ketaatan. Bangsa Israel berjanji taat, mereka membuat ikrar untuk taat kepada YHWH, yang sangat tidak ingin mereka abaikan setelahnya. Oleh karena itu, Musa membutuhkan sesuatu yang lebih dari sekadar persetujuan lisan.
Ay 4, Musa menuliskan aturan-aturan itu dan ia menunggu sampai keesokan harinya, lalu bangun pagi-pagi sekali dan mendirikan mezbah, sebagai persiapan untuk pengorbanan. Dengan Mezbah dan pengorbanan itu, menandai ikatan perjanjian guys, antara Allah dan bangsa Israel. Bangsa Israel berjanji untuk mentaati semua peraturan dan Allah akan menyertai mereka. Ay 5. Musa memanggil beberapa orang muda. Imamat Lewi tidak ditugaskan untuk menyembelih binatang itu, karena mereka dikhususkan untuk tugas peribadahan. Karena itu Musa memberikan tugas menyembelih dan memotong hewan itu kepada "orang-orang muda" yang dipilih mungkin berasal dari keturunan sulung, yang menjadi imam dalam keluarga mereka masing-masing sampai penunjukan Harun dan anak-anaknya sebagai imam bagi bangsa itu. Tidak diragukan lagi, para pemuda dipilih karena mereka adalah yang paling kompeten untuk menangani hewan-hewan yang sedang berjuang berontak karena mau disembelih. Kalian pernah liat ayam mau dipotong gak sih, nah seberontak itu sih, jadi ya perlu tenaga yang kuat juga ya, otherwise ketarik tulang ekor uffttt gawattt guys ^^
Ay 6. Darah dari Hewan yang disembelih dibagi dua, satu dipercikan pada 12 pilar batu menandakan suku Israel, satu lagi ditampung diwadah wadah. Darah, yang melambangkan kehidupan korban, adalah bagian penting dari setiap pengorbanan, dan biasanya dicurahkan ke atas mezbah, atau setidaknya dipercikkan ke atasnya, sebagai tindakan puncak persembahan. Darah yang ditaruh di baskom itu tujuannya adalah untuk menyatukan seluruh umat di dalam pengorbanan, dan dengan demikian semakin mengikatkan diri mereka pada perjanjian, yang sekaligus disucikan dan disempurnakan oleh korban tersebut.
Ay 7. Musa mengambil Kitab Perjanjian. Saat Musa menyampaikan tentang perjanjian itu, seolah "di telinga orang-orang Israel," mereka semua sama-sama bisa ngerti, dan nangkep jelas. Karena itu mereka memberikan jawaban yang sama seperti sebelumnya (ay 3), dengan menambahkan janji umum untuk taat pada segala sesuatu yang akan diperintahkan Allah di masa depan. Ay 8. - Musa kemudian melanjutkan ke tindakan terakhir - Dia mengambil darah dari wadah-wadah itu, dan memercikkannya - bukan kepada seluruh bangsa itu, yang berjumlah lebih dari dua juta orang - tetapi kepada para pemimpin dan perwakilan mereka, "tua-tua" dan orang-orang terkemuka lainnya, yang dikumpulkan dari setiap suku, dan dengan demikian berada dalam jangkauannya. Sambil memercikkan, dia berkata, Lihatlah darah perjanjian, dll. Sudah menjadi praktik umum di antara bangsa-bangsa zaman dahulu untuk memeteraikan perjanjian dengan darah. Kadang-kadang darah itu adalah darah korban, dan kedua belah pihak dalam perjanjian itu berdoa, agar, jika mereka melanggarnya, nasib korban itu akan menjadi milik mereka. Kadang-kadang darah dari kedua belah pihak itu sendiri, yang masing-masing meminum darah pihak lain, dan dengan demikian terjalinlah hubungan darah, yang akan membuat pelanggaran perjanjian itu semakin tidak dapat diampuni. Musa tampaknya tidak mengikuti kedua praktik ini, tetapi hanya mengadopsi prinsip bahwa perjanjian harus dimeteraikan dengan darah, dan mengatur detailnya sesuai dengan apa yang ia pikirkan. Dengan pemercikan darah pada mezbah dan umat, kedua belah pihak dalam perjanjian tersebut menjadi bagian dari satu darah yang sama, dan dengan demikian menjadi semacam persatuan sakramental.
Ay 9-11. Setelah perjanjian itu disahkan oleh suara bulat umat, Musa melanjutkan untuk melaksanakan perintah-perintah yang berkaitan dengan Harun, Nadab, Abihu, dan para tua-tua, yang telah diterimanya ketika ia masih berada di atas gunung. Dengan membawa mereka, ia mendaki Sinai sekali lagi sampai ke ketinggian tertentu, tetapi jelas tidak sampai ke puncaknya, yang hanya ia sendiri yang boleh sampai di puncakTujuan dari pendakian ini ada dua. (1) Perjamuan kurban (atau makan daging kurban itu guys) selalu dilakukan setelah pengorbanan; nah para penatua nya tentu saja ingin mengambil bagian dalam makan perjamuan korban itu, bahkan jika mungkin pengen banget makan perjamuan itu dengan hadirat Ilahi, sebagaimana yang diizinkan oleh Allah bagi mereka. Ini adalah tujuan mereka untuk mendaki. (2), Allah ingin membuat mereka terkesan dengan keagungan dan keindahan-Nya yang luar biasa, dan siap untuk menyatakan diri-Nya kepada mereka dengan cara yang heran dan menakjubkan ketika mereka sedang terlibat dalam perjamuan kudus itu. Inilah tujuan-Nya mengundang kehadiran mereka.
Manifestasi atau Allah yang menyatakan diri, memperlihatkan diri-Nya kepada para pemimpin bangsa Israel. Setelah mencatatnya, penulis mencatat dalam tanda kurung bahwa penglihatan Ilahi itu tidak membinasakan siapa pun dari mereka yang melihatnya, atau menyebabkan mereka terluka, Lalu naiklah Musa, sementara Nadab, Abihu, dan para tua-tua harus "beribadah kepada Allah dari tempat yang jauh."
Ay 10. - Mereka melihat Manifestasi, penyataan diri Allah Israel. Mereka melihat dengan mata jasmani suatu penampakan dari wujud Ilahi yang telah memanggil mereka ke hadirat-Nya untuk tujuan tersebut. Musa, kita tahu, melihat "keserupaan Allah". Yesaya "melihat TUHAN duduk di atas takhta-Nya" (Yes 6:1). Yehezkiel melihat di atas takhta itu "rupa seorang laki-laki" (Yeh 1:26). Bagaimana bentuk yang dilihat oleh para tua-tua itu? kita tidak diberitahu; tetapi karena ia memiliki "kaki", maka ia mungkin berwujud manusia. Wujud itu mungkin kabur, tidak jelas, "terlalu menyilaukan untuk dilihat oleh mata manusia". Namun, itu adalah "penglihatan Allah" Allah yang memperlihatkan diri-Nya, mengizinkan diri-Nya untuk dilihat para penatua itu.” Di bawah kaki sosok yang mereka lihat ada sesuatu, yang terlihat seolah-olah terbuat dari batu safir biru cerah, sesuatu yang sejernih dan sebiru biru langit. Ay 11. Allah tidak menghajar mereka dengan kematian, atau penyakit sampar, atau bahkan kebutaan. Hal ini dianggap mustahil untuk melihat Allah dan hidup. Manusia tidak layak untuk mendekat kepada Allah dengan cara apa pun, dan memandang-Nya dianggap sebagai suatu kenajisan. Namun beberapa kali Dia memilih untuk menunjukkan diri-Nya, dalam penglihatan atau sebaliknya, kepada umat-Nya, dan kemudian, karena tidak ada kesalahan di pihak mereka, tidak ada hukuman bagi mereka. Secara umum dianggap bahwa, dalam kasus ALLAH memperlihatkan diri-Nya itu adalah Pribadi Kedua dari Tritunggal Mahakudus yang merendahkan diri untuk menunjukkan diri-Nya. Lalu mereka makan perjamuan. Jadi saat mereka terlibat dalam perjamuan kurban, Allah menyatakan diri-Nya kepada mereka. Aaahhh so sweettt
© Refleksikanlah
Guys, hari ini kita belajar tentang KEMURAHAN ALLAH yang mau MEMPERLIHATKAN diri-NYA kepada Musa dan para tua-tua Israel. Allah telah menyatakan APA yang dikehendaki-Nya dengan cara memberikan aturan-aturan. ALLAH telah menyatakan kemurahan-Nya dengan bersedia mengikatkan diri-Nya dengan PERJANJIAN dengan bangsa Israel, dan sekarang, ALLAH menyatakan kemurahan hati-Nya dengan cara memperlihatkan diri-Nya, ahh so sweet
Yuk kita belajar untuk menghormati, menghargai, mensyukuri setiap moment perjumpaan dengan TUHAN. Yuk bisa yuk
© Pertanyaan Reflektif
Apa yang kamu pelajari tentang ALLAH hari ini?
Apa yang ALLAH sampaikan kepada-mu melalui perikop ini?
Bagaimana kamu menerapkan firman Tuhan ini dalam kehidupanmu sehari lepas sehari, di kantor, di rumah atau di manapun kamu berada?
© Berdoalah sesuai Firman
Tuhan tolonglah aku untuk bisa menghormati, mensyukuri tiap moment perjumpaanku dengan Tuhan. Amin
Tetap semangat guys, Tuhan Yesus beserta kita
#kamugaksendiri #TuhanYesusBesertamu *RL-SDG*
- Get link
- X
- Other Apps
Comments
Post a Comment