- Get link
- X
- Other Apps
Penghujat nama TUHAN dihukum Lain-lain kejahatan
24:10 Pada suatu hari datanglah seorang laki-laki, ibunya seorang Israel sedang ayahnya seorang Mesir, di tengah-tengah perkemahan orang Israel; dan orang itu berkelahi dengan seorang Israel di perkemahan.
24:11 Anak perempuan Israel itu menghujat nama TUHAN dengan mengutuk, lalu dibawalah ia kepada Musa. Nama ibunya ialah Selomit binti Dibri dari suku Dan.
24:12 Ia dimasukkan dalam tahanan untuk menantikan keputusan sesuai dengan firman TUHAN. 24:13 Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Musa:
24:14 "Bawalah orang yang mengutuk itu ke luar perkemahan dan semua orang yang mendengar haruslah meletakkan tangannya ke atas kepala orang itu, sesudahnya haruslah seluruh jemaah itu melontari dia dengan batu.
24:15 Engkau harus mengatakan kepada orang Israel, begini: Setiap orang yang mengutuki Allah harus menanggung kesalahannya sendiri.
24:16 Siapa yang menghujat nama TUHAN, pastilah ia dihukum mati dan dilontari dengan batu oleh seluruh jemaah itu. Baik orang asing maupun orang Israel asli, bila ia menghujat nama TUHAN, haruslah dihukum mati.
24:17 Juga apabila seseorang membunuh seorang manusia, pastilah ia dihukum mati.
24:18 Tetapi siapa yang memukul mati seekor ternak, harus membayar gantinya, seekor ganti seekor. 24:19 Apabila seseorang membuat orang sesamanya bercacat, maka seperti yang telah dilakukannya, begitulah harus dilakukan kepadanya:
24:20 patah ganti patah, mata ganti mata, gigi ganti gigi; seperti dibuatnya orang lain bercacat, begitulah harus dibuat kepadanya.
24:21 Siapa yang memukul mati seekor ternak, ia harus membayar gantinya, tetapi siapa yang membunuh seorang manusia, ia harus dihukum mati.
24:22 Satu hukum berlaku bagi kamu, baik bagi orang asing maupun bagi orang Israel asli, sebab Akulah TUHAN, Allahmu."
24:23 Demikianlah Musa menyampaikan firman itu kepada orang Israel, lalu dibawalah orang yang mengutuk itu ke luar perkemahan, dan dilontarilah dia dengan batu. Maka orang Israel melakukan seperti yang diperintahkan TUHAN kepada Musa.
Renungankanlah
Bayangkan satu pagi di tengah padang gurun Sinai. Matahari belum tinggi, dan debu masih menggantung di antara ribuan kemah. Di salah satu sudut perkemahan, dua laki-laki terlibat dalam pertengkaran. Sebenernya tiap hari ada aja sih yang berantem. Tapi mengapa pertengkaran itu dicatat? Sebab dari mulut salah satu pria yang berantem—yang merupakan seorang anak dari ibu Israel dan ayah Mesir—meluncur sesuatu yang tak seharusnya pernah terucap yaitu penghujatan terhadap nama TUHAN.
Dalam teologi Perjanjian Lama, nama adalah pernyataan esensi, karakter, dan hadirat. Nama TUHAN—YHWH—adalah wahyu eksistensial Allah sendiri, sebagaimana diperkenalkan kepada Musa di semak yang menyala (Kel. 3:14). Maka ketika nama ini dihina, itu bukan sekadar kesalahan verbal; itu adalah penolakan eksistensial terhadap otoritas Allah yang Mahakudus.
Teks ini mencatat bahwa pria tersebut adalah anak dari seorang ibu Israel (Selomit binti Dibri, dari suku Dan) dan ayah Mesir. Ini penting. Mengapa? Karena dalam struktur sosial Israel, garis keturunan, identitas suku, dan hak waris ditentukan oleh pihak ayah. Maka pria ini adalah seseorang yang hidup di tengah komunitas umat pilihan, namun tidak sepenuhnya “di dalam komunitas tersebut.” Ia adalah liminal—di antara dua identitas. Ketika ia menghujat, mungkin ia bukan marah as in emosi sementara gitu guys, tapi meledak dalam konflik identitas yang dalam. Ia hidup di tengah kemah, namun hatinya belum menetap di antara umat kudus Allah.
Karena itu penghujatan kepada Allah merupakan luapan identitas dan apa yang tersimpan dalam hatinya. Masalahnya bagi Allah dalam Alkitab, nama-Nya bukan hanya identitas—nama-Nya adalah kehadiran-Nya. Dan ketika nama itu dihina, berarti menghina identitas dan kehadiran-Nya sebab itu langit tidak diam. Kita masuk ke sebuah kisah yang mungkin terdengar keras di telinga modern kita—tetapi justru mengungkapkan hati Allah yang benar dan kudus pada waktu itu.
Respons komunitas Israel sangat penting: mereka tidak langsung menghukum. Mereka menahan pria itu dan menunggu keputusan dari TUHAN. Kita jadi ngerti bahwa hukum di Israel bersumber dari satu otoritas ilahi: TUHAN sendiri.
Lalu TUHAN menjawab, dan jawabannya tidak ringan:
“Bawalah orang yang mengutuk itu ke luar perkemahan, dan seluruh jemaat harus melontari dia dengan batu.” (ayat 14)
Perintah ini menggemakan prinsip dari Ulangan 17:6–7: saksi mata harus menumpangkan tangan mereka di atas si terdakwa sebelum eksekusi. Ini memiliki dua fungsi:
Konfirmasi kesaksian di hadapan publik.
Transmisi tanggung jawab moral dari komunitas kepada pelaku.
Menumpangkan tangan bukanlah sekadar simbol; ini adalah pengakuan bahwa yang dilakukan pria ini mencemari komunitas. Penghujatan bukan hanya dosa pribadi, tapi kejahatan sosial yang mencemari tubuh umat Allah.
Ayat-ayat berikut (17–22) menyusun ulang prinsip keadilan:
“Mata ganti mata, gigi ganti gigi.”
Ini bukanlah lisensi untuk balas dendam, sebagaimana sering disalahpahami. Sebaliknya, ini adalah batasan hukum. Prinsipnya sederhana namun sangat radikal dalam konteks zaman itu:
Hukuman harus proporsional dengan pelanggaran.
Tidak boleh lebih, tidak boleh kurang.
Dalam dunia kuno yang penuh dengan pembalasan tanpa batas, hukum ini menghadirkan keadilan yang berimbang dan bermartabat. Bahkan hewan pun mendapat keadilan dalam sistem ini. Menariknya, hukum ini berlaku sama bagi orang asing dan orang Israel asli (ayat 22). Ini adalah pernyataan mengejutkan: bahwa di hadapan hukum Allah, tidak ada status istimewa. Keadilan-Nya bersifat universal. Mantab sih
Kalau pria itu digiring keluar karena kesalahannya. Tuhan Yesus dengan memikul salib pernah digiring menuju Golgota untuk di tumpangi kesalahan umat manusia.
“Yesus juga telah menderita di luar pintu gerbang untuk menguduskan umat-Nya dengan darah-Nya sendiri.” (Ibrani 13:12)
Dia, yang tidak pernah menghujat, dituduh sebagai penghujat (Matius 26:65). Dia dihukum bukan karena dosa-Nya, tapi karena dosa kita yang telah mencemari nama Allah dengan hidup yang tidak hormat.
Perikop ini adalah miniatur dari kisah besar Alkitab:
Kekudusan Allah yang tak bisa dikompromi.
Keadilan Allah yang tidak bisa dibeli.
Dan kasih Allah yang tidak bisa dihentikan, bahkan oleh penghujatan. aahh so sweet
Refleksikanlah
Kita hidup di zaman di mana nama Tuhan menjadi bahan olok-olokan. Lihat saja media sosial, meme, banyak ya yang tidak menghormati nama Tuhan. Gak usah jauh jauh dunia virtual, yang dekat dengan kita aja ada kok, coba aja liat kehidupan kita sehari-hari: Kita bersumpah demi nama-Nya tanpa sadar. Kita bernyanyi memuliakan-Nya di hari Minggu, tapi hidup kita mencoreng-Nya di hari kerja dalam realitas kehidupan sehari-hari, hufftt
Mungkin kamu gak pernah menghujat dengan kata-kata seperti pria dalam Imamat 24, tapi who knows kamu menghujat dengan cara yang berbeda misalnya aja kamu menghujat dengan hidup yang kompromi-Perbuatanmu tidak selaras dengan apa yang kamu imani, hadeh. Kamu menjadikan nama-Nya aksesori, bukan otoritas. Kamu hidup seolah-olah kamu adalah pusat, dan Tuhan hanyalah tambahan.
Pertanyaan Reflektif
Apakah hidupmu benar-benar menghormati nama Tuhan—selaras antara perbuatan, dengan hati dan dengan perilaku mu?
Apakah kamu memahami bahwa kasih Allah tidak permisif, tapi kudus? Apakah kamu hidup seolah-olah Injil membebaskanmu dari ketaatan?
Apakah kamu sungguh mengerti bahwa kita semua adalah penghujat yang diampuni, karena ada satu Pribadi yang dihukum atas penghinaan yang tidak Ia lakukan?
Berdoalah sesuai Firman
Ya Allah yang kudus dan benar,
Ampuni aku karena sering mengabaikan kekudusan-Mu dan memperlakukan nama-Mu dengan sembarangan. Aku mengakui bahwa aku layak menerima murka-Mu. Tetapi aku bersyukur atas Yesus Kristus, yang menanggung penghukuman itu di salib bagiku. Biarlah hidupku menjadi persembahan hormat bagi nama-Mu, selaras antara kata, kasih, kesetiaan, dan ketundukan kepada Firman-Mu. Kuduskanlah aku, dan mampukan aku untuk hidup memuliakan nama-Mu di tengah dunia yang mencemarkan Engkau. Amin.
Tetap semangat guys, Tuhan Yesus beserta kita,#kamugaksendiri #TuhanYesusBesertamu *RL-SDG*
- Get link
- X
- Other Apps
Comments
Post a Comment