Bilangan 5: 5-10

 Peraturan mengenai penebusan salah

5, TUHAN berfirman kepada Musa:
6, "Berbicaralah kepada orang Israel: Apabila seseorang, laki-laki atau perempuan, melakukan sesuatu dosa terhadap sesamanya manusia, dan oleh karena itu berubah setia terhadap TUHAN, sehingga orang itu menjadi bersalah,  
7, maka haruslah ia mengakui dosa yang telah dilakukannya itu; kemudian membayar tebusan sepenuhnya dengan menambah seperlima, lalu menyerahkannya kepada orang terhadap siapa ia bersalah.
8, Tetapi apabila orang itu tidak ada kaumnya, kepada siapa dapat dibayar tebusan salah itu, maka tebusan salah yang harus dibayar itu menjadi kepunyaan TUHAN, dan adalah bagian imam, belum terhitung domba jantan pendamaian yang dipakai untuk mengadakan pendamaian bagi orang itu.  
9, Dari persembahan-persembahan kudus yang disampaikan orang Israel kepada imam, persembahan khususnya adalah bagian imam.  
10, Sedang persembahan-persembahan kudus yang dibawa oleh seseorang adalah bagian orang itu sendiri; hanya apa yang diserahkannya kepada seorang imam adalah bagian imam itu."


 © Renungkanlah

Halo Guys! Pasti ada moment dalam hidup kita di mana kita tuh ngerasa bersalah banget karena pernah nyakitin seseorang—baik secara sengaja atau enggak sengaja? Well, nyakitin bisa gak sengaja ngomong yang bikin orangnya sakit hati, gak sengaja sih, tapi pas sadar, Ya Tuhan, saya telah menyikit dia!  atau bohong, utang yang gak dibayar, janji yang gak ditepati, atau bahkan cuma sikap masa bodoh yang ternyata melukai orang lain. Pas sadar kita melakukan kesalahan itu kan rasanya gak enak ya. Tapi pernahkah kamu sadar bahwa ketika kita bersalah kepada sesama, itu bukan cuma soal relasi horizontal—itu juga soal pengkhianatan kepada Tuhan? Wow dampaknya sedalem itu ya..

Yup, di Bilangan 5:5–10, Tuhan mengajak kita untuk menyadari satu hal penting: dosa sosial adalah juga dosa spiritual. Dan... kabar baiknya, ada jalan pemulihan! Yuk kita selami bareng-bareng. Jangan skip—karena di akhir akan ada kabar sukacita yang bisa mengubah hidup kita! 

Pasal 5 dimulai dengan perintah tentang pemisahan orang najis dari perkemahan (ay. 1–4), sebagai simbol penting bahwa kekudusan Tuhan tidak bisa dikompromikan.  Namun, dari ayat 5–10, fokus berubah ke hal yang lebih relasional dan sosial, tapi tetap spiritual: restitusi atas dosa terhadap sesama.

Ayat 6,  menyebutkan bahwa ketika seseorang berbuat dosa terhadap sesamanya, itu disebut sebagai pengkhianatan terhadap TUHAN (Ibrani. maal, bentuk pelanggaran serius). Dalam tradisi Israel, setiap perjanjian, transaksi, atau relasi sosial terjadi di bawah pengawasan YHWH—Dia bukan hanya saksi, tapi penjamin moral relasi antar manusia.

Contohnya? Gak bayar utang. Nampak sepele ya, tapi dalam konteks perjanjian umat Tuhan, itu adalah kegagalan etis yang merusak tatanan komunitas kudus.

Ayat 7, memerintahkan:

  1. Pengakuan dosa

  2. Restitusi penuh

  3. Tambahan seperlima (20%) dari kerugian.
    Ini adalah bentuk pengurangan dari hukuman yang lebih berat (bandingkan dengan Kel. 22), dan dimaksudkan untuk mendorong pertobatan sukarela.

Ayat 8, memperluas hukum ini: kalau si korban udah gak ada atau gak punya keluarga, tetap harus ada restitusi—tapi diberikan kepada imam sebagai wakil Tuhan. Restitusi bukan sekadar "ganti rugi", tapi bentuk pemulihan hubungan yang rusak—baik dengan sesama, maupun dengan Tuhan.

Ayat 9–10 menyatakan bahwa semua persembahan yang diserahkan secara tulus menjadi bagian imam—TENANG ini bukan korupsi buat keuntungan pribadi, tetapi sebagai bagian dari sistem sakral untuk menopang pelayanan perantara antara umat dan Tuhan.

Restorasi dan kekudusan berjalan beriringan. Komunitas kudus adalah komunitas yang bertanggung jawab, jujur, dan rela menebus kesalahan.  Tidak ada dosa sosial yang terlalu sepele untuk diabaikan, dan tidak ada luka relasional yang terlalu ringan untuk tidak dipulihkan.

Dalam sistem Perjanjian Lama, restitusi dibayar, korban dibawa, dosa diakui. Tapi kita tahu bahwa manusia gak selalu mampu bayar ya kan.  Kita gak selalu sanggup mengembalikan semua yang sudah kita rusakkan—kadang orangnya udah gak ada, atau relasinya udah terlalu hancur sampe gak bisa di perbaiki gitu.

Tapi inilah Injil yang menggetarkan hati: Tuhan Yesus adalah Imam Agung kita yang sempurna.
Tuhan Yesus adalah korban pendamaian kita.  Tuhan Yesus adalah pengganti yang membayar lunas kesalahan kita!

Di kayu salib, Tuhan Yesus membayar "restitusi" yang tidak bisa kita bayar, dan mengembalikan kita ke dalam relasi yang utuh—dengan Allah dan dengan sesama.  Ihh keren bangett

Jadi sekarang, kita bukan lagi hidup untuk menebus kesalahan, tapi hidup karena kita sudah ditebusdan kini kita diundang untuk menghidupi kasih dan tanggung jawab itu dalam relasi kita.

Refleksikanlah

Hi guys, hari ini kita belajar bahwa Tuhan itu gak melulu HANYA seneng sama ibadahmu, tapi juga bagaimana kamu memperlakukan orang lain.  Ketika kamu merugikan orang lain—bahkan tanpa kamu sadari—kamu juga sedang menyakiti hati Tuhan.

Tapi... kabar baiknya: Tuhan selalu menyediakan jalan pulang.  Bahkan kalau orang yang kamu sakiti udah gak ada, Tuhan tetap buka jalan buat kamu dipulihkan. Gimana caranya? Datanglah kepada Tuhan Yesus. Akui, serahkan, dan izinkan kasih-Nya memulihkan hidupmu.

Dan kalau kamu pernah jadi korban—dan gak pernah dapat keadilan, ingat ini: Tuhan tidak menutup mata. Tuhan adalah Hakim yang adil dan Imam yang peduli. Ia akan membalaskan dan memulihkan semua yang hilang dari hidupmu—di dunia ini, atau di dunia yang akan datang.


© Pertanyaan Reflektif

  1. Apa yang kamu pelajari tentang karakter Allah dari Bilangan 5:5–10?

  2. Apakah ada relasi dalam hidupmu yang perlu kamu pulihkan hari ini?

  3. Bagaimana kamu bisa memberikan seluruh hidupmu kepada Yesus yang sudah menebus kesalahanmu?

© Berdoalah sesuai Firman

Tuhan, Engkaulah Allah yang kudus, penuh belas kasih, dan adil.

Ajarku untuk bertanggung jawab atas setiap kesalahan yang kuperbuat kepada sesama, 

Ajar aku untuk hidup dalam pemulihan sejati di dalam Kristus.

Terima kasih karena Engkau telah membayar lunas semua dosaku melalui salib.

Kini, tolong aku memberikan seluruh hidupku bagi-Mu—hidup yang jujur, kudus, dan peduli.

Amin.

Tetap semangat, teman-teman. Tuhan Yesus menyertai kamu!
#kamugaksendiri #TuhanYesusBesertamu #SaTeBilangan
– RL | Soli Deo Gloria

 



Comments