Keluaran 25: 23-30

Mengenai meja roti sajian

23, "Lagi haruslah engkau membuat meja dari kayu penaga, dua hasta panjangnya, sehasta lebarnya dan satu setengah hasta tingginya.
24, Haruslah engkau menyalutnya dengan emas murni dan membuat bingkai emas sekelilingnya.
25, Haruslah engkau membuat sekelilingnya jalur pinggir yang setapak tangan lebarnya dan kaubuatlah bingkai emas sekeliling jalur pinggirnya itu.
26, Haruslah engkau membuat untuk meja itu empat gelang emas dan kaupasanglah gelang-gelang itu di keempat penjurunya, pada keempat kakinya.
27, Gelang itu haruslah dekat ke jalur pinggirnya sebagai tempat memasukkan kayu pengusung, supaya meja itu dapat diangkut.
28, Haruslah engkau membuat kayu pengusung itu dari kayu penaga dan menyalutnya dengan emas,  dan dengan itulah meja harus diangkut.
29, Haruslah engkau membuat pinggannya, cawannya, kendinya dan pialanya, yang dipakai untuk persembahan curahan;  haruslah engkau membuat semuanya itu dari emas murni.
30, Dan haruslah engkau tetap meletakkan roti sajian di atas meja itu di hadapan-Ku."

© Renungkanlah

Hello guys, Yuk kita Sate! Kemarin kita sudah belajar dari  penjelasan tentang tabut, yang merupakan satu-satunya perabot ruang maha kudus.

 Ilustrasi Tabut: https://www.worldhistory.org/Ark_of_the_Covenant

Dalam perikop ini,  Allah melanjutkan dengan menjelaskan perabot ruang kudus, atau tubuh Kemah Suci, yang terdiri dari tiga benda yakni (1), Sebuah meja, yang disebut meja roti sajian ("roti kehadiran" atau "roti pendahuluan").  (2), Sebuah kandil, atau kaki dian; dan (3), Sebuah mezbah untuk persembahan dupa.  Di antara ketiganya, meja tampaknya dianggap sebagai yang paling penting; dan oleh karena itu, deskripsinya langsung mengikuti deskripsi tentang tabut.  Mezbah ini terbuat dari kayu akasia, dilapisi dengan emas murni, dan memiliki bentuk persegi lonjong, yaitu dengan empat kaki, satu di setiap sudutnya.  Satu-satunya ciri khas dari meja itu, kerangka yang memperkuat kaki-kakinya, dan cincin-cincin yang digunakan untuk mengangkut tabut itu dari satu tempat ke tempat lain.  

Ay  23, Meja itu harus memiliki panjang tiga hasta, lebar satu kaki enam inci, dan tinggi dua kaki tiga inci. Dengan demikian, meja itu cukup kecil, sempit untuk ukuran panjangnya, dan sekitar dua inci di bawah tinggi biasa.  Ay 24, Secara spesifik Tuhan meminta, mejanya dilapisi dengan lempengan emas tipis.  Sebuah mahkota emas yang melingkari. Sebuah pinggiran, yang akan mencegah sesuatu yang diletakkan di atas meja agar tidak mudah jatuh.  Ay 25,  Ada sebuah palang datar yang lebar, yang ditempatkan di sekitar lorong di bawah kaki, menyatukan dan menahannya.


Ay 26,  Pe'oth, diterjemahkan "sudut-sudut", atau bisa juga berarti "ujung-ujung", dan arahnya adalah, bahwa keempat cincin itu harus ditempelkan pada keempat "ujung" meja, yaitu "pada keempat kaki". Ay 27. - Di seberang "bingkai" - yaitu, di seberang titik-titik di mana "bingkai" dimasukkan ke dalam kaki-kaki.  Ay 28, - Meja untuk roti sajian (Keluaran 25:30) harus dibuat dari kayu akasia, panjangnya dua hasta, lebarnya satu hasta, dan tingginya satu setengah hasta, dan harus disepuh dengan emas murni, dengan karangan bunga emas di sekelilingnya, dan sebuah "pinggiran setelapak tangan di sekelilingnya," yaitu batas selebar tangan yang mengelilingi dan menutupi keempat sisinya, yang di atasnya bagian atas meja diletakkan, dan ke dalam keempat sudutnya kaki meja dimasukkan.  Sebuah  karangan bunga emas harus ditempatkan di sekeliling pinggiran ini.  Ada dua karangan bunga hias, yang pertama mengelilingi lempengan meja, yang kedua mengelilingi pinggiran meja yang ada di bawah lempengan tersebut. Pada keempat sudut keempat kaki, dekat titik di mana mereka bergabung dengan pinggiran, empat cincin harus diikatkan untuk menahan tiang-tiang yang digunakan untuk membawa meja itu, seperti pada tabut.

Ay 29. Secara harfiah "piring-piringnya," atau lebih tepatnya, "mangkuk-mangkuknya" mungkin ini adalah wadah-wadah yang digunakan untuk membawa roti ke meja tersebut. Roti sering terlihat disusun dalam mangkuk-mangkuk dalam dekorasi makam Mesir. "Cawan-cawan dupa" - tempayan atau panci kecil tempat dupa, yang dipersembahkan bersama dengan roti (Imamat 24:5), dibakar.  "Piala-piala dan bokor-bokornya"  bejana-bejana yang diperlukan untuk persembahan-persembahan atau "persembahan minuman" yang menyertai setiap persembahan daging.  Ay 30. - Engkau harus selalu menyediakan roti sajian di hadapan-Ku. Di sini kita sekaligus mendapatkan penjelasan tentang objek dari meja itu, dan namanya. Di atas meja itu harus selalu diletakkan dua belas roti, yang harus diperbaharui setiap minggu pada hari sabat (ayat 8), dan roti yang sudah yang akan diganti itu harus dimakan oleh para imam di tempat kudus. Kedua belas roti ini merupakan persembahan syukur yang terus menerus kepada Tuhan dari kedua belas suku Israel sebagai balasan atas berkat-berkat kehidupan dan rezeki yang mereka terima dari-Nya. Roti itu disebut "roti wajah," atau "roti hadirat," karena roti itu diletakkan di hadapan "wajah" atau "hadirat" Allah, yang berdiam di ruang maha kudus ^^V.

© Refleksikanlah

Guys, hari ini kita belajar Allah yang menyatakan diri dengan cara memberitau umat Israel apa yang DIA kehendaki sehubungan dengan roti sajian tanda ucapan syukur, dengan demikian umat Israel tidak perlu membuat asumsi, langsung melakukan sesuai kehendak Tuhan.  Puji TUHAN.

Yuk kita belajar untuk mempersembahkan waktu, uang, tenaga yang terbaik yang bisa kita berikan kepada Tuhan sebagai bentuk ungkapan syukur.  Yuk bisa yuk

© Pertanyaan Reflektif

Apa yang kamu pelajari tentang ALLAH hari ini? 

Apa yang ALLAH sampaikan kepada-mu melalui perikop ini?   

Bagaimana kamu menerapkan firman Tuhan ini dalam kehidupanmu sehari lepas sehari, di kantor, di rumah atau di manapun kamu berada?

© Berdoalah sesuai Firman

Tuhan tolonglah aku untuk mempersembahkan waktu, tenaga dan uang yang terbaik yang dapat aku berikan kepada-Mu. Amin

Tetap semangat guys, Tuhan Yesus beserta kita

#kamugaksendiri #TuhanYesusBesertamu  *RL-SDG*

Comments