- Get link
- X
- Other Apps
Fakta bahwa doktrin/pengajaran/knowledge saja tidak cukup atau tidak menjamin orang tersebut berperilaku seperti yang dipercayainya, itu adalah alasan lain dibentuknya menjadi murid. Fakta bahwa orang yang kuat pengajarannya tidak menjamin dia telah mengalami transformasi yang berbuahkan sikap, perilaku, itu juga sebuah fenomena wajar yang akhirnya memotivasiku untuk membuat gerakan menjadi murid yang diejawantahkan melalui group sate dan ktb. "Menjadi murid" mengajar kita terbuka untuk belajar, menghidupi ajaran yang akhirnya mengubahkan nilai hidup kita selaras dengan yang kita percayai, dan membuahkan perilaku yang selaras dengan yang kita percayai. So, menjadi murid adalah perjalanan seumur hidup sampai mati, berjuang untuk berakar pada Firman, setia mempelajari Firman, menghidupi Firman, mengizinkan firman mengubahkan cara pandang, hidup dan eksistensi kita sesuai dengan kehendak-Nya, menjalani kehidupan selaras dengan Firman, wow terdengar keren ya, tapi again ini perlu perjuangan, disiplin, komitmen tiada akhir, yuk bisa yuk!
Cerita menjadi murid yang kedua adalah kk dari AJ, yaitu JV yang juga tahun lalu menyelesaikan studi S2 nya di London, iya bener London, gokilll. Ya kan kuliah dan lulus itu sebuah keniscayaan, gak usah dibesar-besarkan, gak usah lebayy. Sabar, tunggu dulu. Dia studi dalam keadaan yang tidak baik baik saja (juga-well kisahnya tidak persis sama dengan perjuangan AJ tapi ya sama sama struggle). Tiba-tiba ada detour yang memaksa JV berputar dari kehidupannya yang nyaman, relasi yang stabil, tiba-tiba seolah bubar, dia ditinggalkan tanpa alasan (note: sudah merdeka dan memaafkan, Puji Tuhan), gak enak banget lho hidup dalam pertanyaan-pertanyaan tentang kelayakan dirinya- lagi lagi soal eksistensi, emang gw salah apa? emang gw se gak layak itu? apa alasannya, wajar banget banget sih, gimana reaksinya diruang publik waktu itu, santaii...kurang baik apa? udah gitu, sakit covid dan demam berdarah pula, sungguh kayak roller coaster ya. Dengan susah payah, jatuh bangun berjuang tetap setia, tetap SaTe, komitmen menjadi murid, akhirnya dia lulus juga, dan dia juga bisa menemukan meaning of life dalam sang juruselamat yang kekal, sungguh indah. Selamat ya, kado udah waktu itu wkwk. Cerita hidup tuh suka mengada-ada, tak disangka-sangka, mengheran. Tapi melalui pengalaman tsb jadi bisa mengalami pertolongan TUHAN yang tidak terduga, ya ga sih, makanya paling bener bersandar pada keberadaan yang tidak terbatas, karena yang terbatas ya terbatas, pasangan bisa ga setia, atasan bisa tiba-tiba berubah juga, harta benda dan karir yang diperjuangkan juga gak kekal sih ya, diri sendiri pun ikut siklus kehidupan bisa happy, bisa sad, bisa uring-uringan, emang paling bener bersandar pada keberadaan yang tidak terbatas.
So guys, yuk kita bersandar pada keberadaan yang tidak terbatas, pribadi ALLAH yang tak pernah berubah kasih setia-Nya...Uyeaahhh
- Get link
- X
- Other Apps
Comments
Post a Comment