- Get link
- X
- Other Apps
Tempat menyembelih dan mempersembahkan korban
1, TUHAN berfirman kepada Musa:
2, "Berbicaralah kepada Harun dan kepada anak-anaknya dan kepada seluruh orang Israel, dan katakan kepada mereka: Inilah firman yang diperintahkan TUHAN:
3, Setiap orang dari kaum Israel yang menyembelih lembu atau domba atau kambing di dalam perkemahan atau di luarnya,
4, tetapi tidak membawanya ke pintu Kemah Pertemuan, untuk dipersembahkan sebagai persembahan kepada TUHAN di depan Kemah Suci TUHAN, hal itu harus dihitungkan kepada orang itu sebagai hutang darah, karena ia telah menumpahkan darah, dan orang itu haruslah dilenyapkan dari tengah-tengah bangsanya.
5, Maksudnya supaya orang Israel membawa korban sembelihan mereka, yang biasa dipersembahkan mereka di padang, kepada TUHAN ke pintu Kemah Pertemuan dengan menyerahkannya kepada imam, untuk dipersembahkan kepada TUHAN sebagai korban keselamatan.
6, Imam harus menyiramkan darahnya pada mezbah TUHAN di depan pintu Kemah Pertemuan dan membakar lemaknya menjadi bau yang menyenangkan bagi TUHAN.
7, Janganlah mereka mempersembahkan lagi korban mereka kepada jin-jin , sebab menyembah jin-jin itu adalah zinah. Itulah yang harus menjadi ketetapan untuk selama-lamanya bagi mereka turun-temurun.
8, Dan haruslah kaukatakan kepada mereka: Setiap orang dari kaum Israel atau dari orang asing yang tinggal di tengah-tengah mereka, yang mempersembahkan korban bakaran atau korban sembelihan,
9, tetapi tidak membawanya ke pintu Kemah Pertemuan supaya dipersembahkan kepada TUHAN, maka orang itu haruslah dilenyapkan dari antara orang-orang sebangsanya."
© Renungkanlah
Hello guys, Yuk kita SaTe. Dari mulai pasal 17 sampi 27 isinya adalah Pedoman Hidup Kudus Sehari-hari. Pasal 17 ini isinya: Kekudusan Darah. Di 16 pasal pertama kita udah membahas tentang pengorbanan memberikan korban dan kemurnian bagi umat dan tempat kudus Israel. Aktor utamanya adalah para imam, yang secara profesional terlibat dalam tema ini. Bagian selanjutnya dari kitab Imamat ini, membahas aplikasi yang lebih praktis dalam kehidupan dan situasi tiap individu. Dapat dikatakan bahwa bagian pertama dari buku ini menanyakan "Bagaimana mereka yang secara seremonial najis mendapatkan kembali kemurniannya?" sementara bagian kedua menanyakan "Bagaimana kita menjalani kehidupan yang kudus agar tidak menjadi najis sejak awal?"
Meskipun orang Kristen kontemporer tidak melakukan pengorbanan hewan, konsep kekudusan, kemurnian, dan hubungan dengan Allah yang mendasari upacara-upacara ini masih relevan bagi mereka. Nah, kita-kita yang hidup di zaman post modern ini, bisa menanyakan pertanyaan reflektif "dengan cara apa saya dapat menaati seluruh hukum Taurat, bukan sebagai sarana keselamatan, tetapi sebagai cara untuk hidup kudus?" Dengan demikian, apa yang kita pelajari dari pasal 1-16, dan sate sate berikutnya bisa relevan karena kita tau prinsip dan esensinya, dan mau belajar menerapkan, dengan pertanyaan reflektif tersebut diatas guys.
Ay 1-2, Karena darah memainkan peran penting dalam sistem pengorbanan Israel, Allah YHWH (Allah yang cemburu) tidak mau darah disalahgunakan, terutama dalam penyembahan kepada dewa-dewa asing. Darah telah dianggap istimewa sejak awal sejarah manusia (Kej. 9:4-6). Meskipun peraturan yang disajikan di sini tampaknya mencakup berbagai macam topik, semuanya disatukan oleh keberadaan darah. Ini termasuk darah yang ditumpahkan ketika menyembelih hewan dan juga darah yang mungkin digunakan sebagai makanan. Bangsa Israel diminta untuk memberikan perhatian untuk darah hewan kurban disaat yang sama diminta untuk menghindari makan darah. Suatu kali kelak ketika Israel menetap di tanah Kanaan-tanah yang dijanjikan Tuhan bagi bangsa Israel, pertanian akan semakin penting, tetapi sebagai bangsa yang berpindah-pindah setelah Keluaran dan sebelum masuk ke tanah itu, hewan peliharaan memainkan peran yang lebih penting dalam kehidupan sosial dan ekonomi Israel (Kel. 12:38). Hewan-hewan menyediakan sebagian besar makanan mereka (melalui susu-misalnya, Kej. 18:8-dan pada tingkat yang lebih rendah, Kej. 27:9) dan pakaian (melalui rambut dan kulit). Mereka juga merupakan bagian penting dari kehidupan religius Israel melalui sistem pengorbanan, seperti yang telah ditunjukkan dalam Kitab ini. Kekayaan seseorang sering kali ditunjukkan dalam bentuk hewan yang dimiliki (misalnya, Kej. 12:16; 13:2, 5; Ul. 8:13; Ayb. 1:3; 42:12).
Ay 3-7, Perintah pertama berkaitan dengan tiga binatang peliharaan yang digunakan sebagai korban: sapi (lih. 4:10; 9:4, 18, 19), domba (lih. 1:10; 3:7; 4:35), dan kambing (lih. 1:10; 3:12; 4:23; 5:6; 9:3; 16:5). Ay 8-9, penyembelihan hewan yang hendak dikorbankan itu hanya dipersembahkan bagi Allah YHWH, peraturan ini sekaligus mencegah bangsa Israel untuk memberikan pengorbanan kepada dewa Kafir. Penyalahgunaan lain yang mengerikan dari persembahan kurban adalah membawanya kepada dewa-dewa asing, yang merupakan bentuk ketidaksetiaan. Dewa-dewa tertentu yang disebutkan rupanya adalah dewa-dewa yang disembah di Sinai dalam bentuk seekor kambing, yang dilambangkan dengan istilah yang berbeda dengan istilah yang digunakan untuk hewan yang boleh dikurbankan oleh orang Israel. Hukuman bagi penyalahgunaannya sangat berat. Kesalahan secara harfiah diidentifikasikan sebagai penumpahan darah, yang juga digunakan untuk menggambarkan pembunuhan (Kej. 9:5-6; 37:22, RSV). Ini adalah praktik yang sama sekali tidak dapat diterima (Bil. 35:33), dan orang yang melakukan hal ini sama bersalahnya dengan orang yang membunuh seseorang. Seperti halnya mereka yang dengan sengaja berbuat dosa, orang tersebut harus dihukum oleh Allah sendiri, baik dengan pembuangan atau dengan hukuman mati.
Ay 8-9, Larangan berikutnya diperluas untuk mencakup orang asing yang menetap dan juga orang Israel. Ada dua persembahan yang diidentifikasi, yaitu persembahan bakaran (pasal 1) dan persembahan perdamaian atau persekutuan (pasal 3), dan yang terakhir ini merupakan satu-satunya persembahan dalam pasal 1-7 yang disebut sebagai "kurban". Bisa jadi hanya kedua korban ini yang dilarang jika tidak dipersembahkan di tempat kudus, atau istilah yang terakhir ini bisa lebih umum, termasuk semua persembahan. Karena konteks pasal ini berfokus pada darah, setidaknya semua korban darah, yang juga mencakup korban penghapus dosa (4:1-5:13) dan korban penghapus salah (5:14-6:7). Korban-korban ini "naik" kepada Allah, baik seluruhnya (korban bakaran) maupun sebagian (korban keselamatan; 3:5). Meskipun tempat kudus harus menjadi lokasi persembahan, yang lebih penting adalah bahwa persembahan tersebut ditujukan kepada Yahweh, Allah Israel, dan bukan kepada dewa kafir. Ini merupakan kelanjutan dari perintah sebelumnya, yang kini diterapkan secara jelas pada pengorbanan.
© Refleksikanlah
Hi guys, dari perikop ini kita maju dari yang awalnya pasal 1-16 merupakan fondasi, dasar, hukum, doktrinnya, dan sekarang udah mulai praktisnya gimana. Pertama ditekankan tujuan memberikan persembahan yaitu untuk Allah YHWH dan diberikan oleh Israel umat kepunyaan-Nya.
Yuk kita belajar untuk memberikan apa yang TUHAN minta dan mau dari hidup kita sebagai korban yang hidup dihadapan TUHAN, Yuk bisa yuk!
© Pertanyaan Reflektif
Apa yang kamu pelajari tentang ALLAH hari ini?
Bagaimana kamu memaknai memberikan korban kepada Allah hari ini dalam hidupmu sehari-hari?
© Berdoalah sesuai Firman
Tuhan tolong aku untuk bisa mengerti kehendak-Mu dan melakukannya dalam hidupku sebagai bentuk ketaatan sebagai bentuk korban Syukur dihadapan Tuhan. Terima kasih Tuhan, Amin.
Tetap semangat guys, Tuhan Yesus beserta kita,#kamugaksendiri #TuhanYesusBesertamu *RL-SDG*
- Get link
- X
- Other Apps
Comments
Post a Comment