- Get link
- X
- Other Apps
Kudusnya para Imam
1, TUHAN berfirman kepada Musa: "Berbicaralah kepada para imam, anak-anak Harun, dan katakan kepada mereka: Seorang imam janganlah menajiskan diri dengan orang mati di antara orang-orang sebangsanya,
2, kecuali kalau yang mati itu adalah kerabatnya yang terdekat, yakni: ibunya, ayahnya, anaknya laki-laki atau perempuan, saudaranya laki-laki,
3, saudaranya perempuan, yang masih perawan dan dekat kepadanya karena belum mempunyai suami, dengan mereka itu bolehlah ia menajiskan diri.
4, Sebagai suami janganlah ia menajiskan diri di antara orang-orang sebangsanya dan dengan demikian melanggar kekudusannya.
5, Janganlah mereka menggundul sebagian kepalanya, dan janganlah mereka mencukur tepi janggutnya, dan janganlah mereka menggoresi kulit tubuhnya.
6, Mereka itu harus kudus bagi Allahnya dan janganlah mereka melanggar kekudusan nama Allahnya, karena merekalah yang mempersembahkan segala korban api-apian TUHAN, santapan Allah mereka, dan karena itu haruslah mereka kudus.
7, Janganlah mereka mengambil seorang perempuan sundal atau perempuan yang sudah dirusak kesuciannya atau seorang perempuan yang telah diceraikan oleh suaminya, karena imam itu kudus bagi Allahnya.
8, Dan kamu harus menganggap dia kudus, karena dialah yang mempersembahkan santapan Allahmu. Ia harus kudus bagimu, sebab Aku, TUHAN, yang menguduskan kamu adalah kudus.
9, Apabila anak perempuan seorang imam membiarkan kehormatannya dilanggar dengan bersundal, maka ia melanggar kekudusan ayahnya, dan ia harus dibakar dengan api.
10, Imam yang terbesar di antara saudara-saudaranya, yang sudah diurapi dengan menuangkan minyak urapan di atas kepalanya dan yang ditahbiskan dengan mengenakan kepadanya segala pakaian kudus, janganlah membiarkan rambutnya terurai dan janganlah ia mencabik pakaiannya.
11, Janganlah ia dekat kepada semua mayat, bahkan janganlah ia menajiskan diri dengan mayat ayahnya atau ibunya.
12, Janganlah ia keluar dari tempat kudus, supaya jangan dilanggarnya kekudusan tempat kudus Allahnya, karena minyak urapan Allahnya, yang menandakan bahwa ia telah dikhususkan, ada di atas kepalanya; Akulah TUHAN.
13, Ia harus mengambil seorang perempuan yang masih perawan.
14, Seorang janda atau perempuan yang telah diceraikan atau yang dirusak kesuciannya atau perempuan sundal, janganlah diambil, melainkan harus seorang perawan dari antara orang-orang sebangsanya,
15, supaya jangan ia melanggar kekudusan keturunannya di antara orang-orang sebangsanya, sebab Akulah TUHAN, yang menguduskan dia."
16, TUHAN berfirman kepada Musa:
17, "Katakanlah kepada Harun, begini: Setiap orang dari antara keturunanmu turun-temurun yang bercacat badannya, janganlah datang mendekat untuk mempersembahkan santapan Allahnya,
18, karena setiap orang yang bercacat badannya tidak boleh datang mendekat: orang buta, orang timpang, orang yang bercacat mukanya, orang yang terlalu panjang anggotanya,
19, orang yang patah kakinya atau tangannya,
20, orang yang berbongkol atau yang kerdil badannya atau yang bular matanya, orang yang berkedal atau berkurap atau yang rusak buah pelirnya.
21, Setiap orang dari keturunan imam Harun, yang bercacat badannya, janganlah datang untuk mempersembahkan segala korban api-apian TUHAN; karena badannya bercacat janganlah ia datang dekat untuk mempersembahkan santapan Allahnya.
22, Mengenai santapan Allahnya, baik persembahan-persembahan maha kudus maupun persembahan-persembahan kudus boleh dimakannya.
23, Hanya janganlah ia datang sampai ke tabir dan janganlah ia datang ke mezbah, karena badannya bercacat, supaya jangan dilanggarnya kekudusan seluruh tempat kudus-Ku, sebab Akulah TUHAN, yang menguduskan mereka."
24, Demikianlah Musa menyampaikan firman itu kepada Harun serta anak-anaknya dan kepada semua orang Israel.
© Renungkanlah
Halo sahabat Menjadi Murid, selamat datang kembali di ruang refleksi kita bersama. Hari ini kita akan menyelami sebuah tema yang dalam—dan barangkali jarang dibicarakan dengan jujur di ruang publik—yaitu tentang kekudusan para imam, berdasarkan Imamat 21. Tapi jangan buru-buru berpikir ini hanya berlaku bagi para pemimpin rohani ya. Justru sebaliknya. Karena dalam Kristus, setiap kita adalah imam, dipanggil menjadi bangsa yang kudus dan umat kepunyaan Allah.
Lalu, apa maknanya hidup kudus dalam dunia yang semakin kompromistis ini? Mari kita telusuri.
Imamat 21 adalah bagian dari korpus besar Kitab Imamat yang menekankan kekudusan bukan sebagai ide abstrak, tapi sebagai realitas yang menuntut tindakan nyata. Dalam konteksnya, ALLAH YHWH memberi perintah kepada Musa untuk disampaikan kepada para imam yaitu nak-anak Harun di mana mereka adalah pribadi yang melayani di hadapan hadirat Allah.
Mengapa standar kekudusan mereka begitu tinggi?
Karena mereka yang mendekat kepada Tuhan yang kudus harus hidup dalam kekudusan yang nyata. Mereka mewakili umat. Mereka berdiri di antara dunia yang cemar dan Allah yang Mahasuci. Maka hidup mereka harus mencerminkan keagungan dan kemurnian Allah.
Mulai dari larangan menyentuh mayat yang bisa kita lihat di ayat 1-4, meratapi dengan cara yang tidak kudus ayat 5-6, hingga aturan tentang pernikahan ayat 7-9—semua itu bukan soal legalisme doang, melainkan tentang integritas dan ketertundukan pada kehendak Allah.
Ay 10-23, ALLAH YHWH tahu bahwa umat belajar mengenal-Nya bukan hanya dari kitab, tetapi dari kehidupan para pemimpin rohani mereka. Maka para imam dituntut menjaga kekudusan tubuh, relasi, dan pelayanan mereka. Bahkan imam yang cacat tubuh tidak diperbolehkan mempersembahkan kurban—bukan karena mereka berdosa, tetapi karena pelayanan di hadapan Allah menuntut kekudusan simbolik yang utuh.
Apakah ini kejam? Tidak. Ini adalah pedagogi ilahi—cara Allah membentuk umat-Nya untuk mengerti bahwa kekudusan bukan niat saja, Kekudusan itu kehidupan yang menyatu antara iman dan tindakan, selaras gitu guyss.
Ya tapi kita semua juga tau ya, gak akan pernah ada manusia yang sempurna. Bahkan para imam yang terbaik pun pernah jatuh. Tapi di tengah keterbatasan sistem keimaman Perjanjian Lama, kita melihat bayangan dari satu Pribadi yaitu Tuhan Yesus Kristus, Imam Besar Agung.
Tuhan Yesus tidak hanya mengajarkan kekudusan. Ia menjadi kudus.
Ia tidak hanya mempersembahkan korban. Ia adalah Korban.
Ia tidak hanya memenuhi hukum. Ia menggenapi seluruh hukum itu dalam kasih dan ketaatan sempurna.
Ibrani 4:15 berkata: “Sebab Imam Besar yang kita punya bukanlah Imam Besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa.”
Wow banget kan!! speechless ga sih?? Tuhan Yesus sebagai imam yang sempurna itulah penghiburan kita—bahwa dalam Kristus, kekudusan bukan cuman tuntutan doang, tetapi anugerah ugghh. Dan lebih kerennya lagi sih, kita murid-murid-Nya diundang untuk hidup kudus, jangan kuatir gagal guys, karena Tuhan Yesus sudah terlebih dahulu memampukan kita lewat salib dan Roh Kudus.
© Refleksikanlah
So guys, hari ini kita tidak hidup di padang gurun seperti umat Israel. Kita hidup di tengah dunia digital, tuntutan kerja, relasi yang vulnerable, dan budaya yang berubah terus terusan, cepet banget berubahnya. Panggilan zaman perjanjian lama dan zaman kita sekarang tetap sama: Hiduplah kudus, sebab Aku kudus, kata Tuhan.
Bagi kamu yang melayani—baik di gereja, komunitas, atau bahkan di rumah—Tuhan memanggilmu menjaga integritas. Menjaga kesetiaan. Menjaga hati.
Kekudusan bukanlah cuman tugas hamba Tuhan doang, gak ya guys. Kekudusan itu hidup yang terus kembali pada Tuhan ketika jatuh, bangkit semangat, jatuh lagi balik sama Tuhan lagi! Semangat ya guys
© Pertanyaan Reflektif
Apa yang kamu pelajari tentang karakter Allah dari Imamat 21?
Apakah ada area dalam hidupmu—baik secara pribadi maupun pelayanan—yang perlu kamu serahkan ulang kepada Allah agar dikuduskan?
Bagaimana kekudusan bisa tampak nyata dalam cara kamu berbicara, bekerja, memilih pasangan, atau memperlakukan tubuhmu?
© Berdoalah sesuai Firman
Tuhan, Engkaulah Allah yang kudus dan layak menerima hidup yang kudus dari kami murid-murid-Mu. Aku sadar, aku sering gagal menjaga kekudusan hidupku. Tapi hari ini, aku mau kembali komitmen menjaga hidupku kudus. Ajari aku untuk taat, untuk hidup dengan hormat di hadapan-Mu. Kuduskan hatiku, pikiranku, tindakanku. Dan bentuklah aku menjadi pribadi yang layak melayani-Mu. Dalam nama Yesus Kristus, Imam Besar Agung kami, aku berdoa. Amin.
Tetap semangat guys, Tuhan Yesus beserta kita,#kamugaksendiri #TuhanYesusBesertamu *RL-SDG*
- Get link
- X
- Other Apps
Comments
Post a Comment