- Get link
- X
- Other Apps
Minyak untuk lampu
1. TUHAN berfirman kepada Musa:2. "Perintahkanlah kepada orang Israel, supaya mereka membawa kepadamu minyak zaitun tumbuk yang tulen untuk lampu, supaya lampu dapat dipasang dan tetap menyala.
3. Harun harus tetap mengatur lampu-lampu itu di depan tabir yang menutupi tabut hukum, di dalam Kemah Pertemuan, dari petang sampai pagi, di hadapan TUHAN. Itulah suatu ketetapan untuk selama-lamanya bagimu turun-temurun.
4. Di atas kandil dari emas murni haruslah tetap diaturnya lampu-lampu itu di hadapan TUHAN."
© Renungkanlah
Hi guys, Pernahkah kamu pergi ke sebuah tempat yang gak ada listriknya? aku pernah menginap di Baduy yang tidak ada listrik bukan karena pemerintah ga kasih, tapi emang mereka menjaga kelestarian alam salah satunya dengan tidak menggunakan penerang modern sebut saja listrik. Ketika malam datang, jelas gelap gulita ya. Malam itu, di salah satu ruangan milik pemimpin di sana, pas kebangun tengah malam, ya ampunnn, gelap begitu pekat, karena tidak ada satu pun cahaya yang menyala, wadidaww. Buat sebagian orang, kegelapan seperti itu menimbulkan kecemasan. Tak ada orientasi, tak ada kejelasan, dan yang tersisa hanya takut, cemas, huffttt!
Bayangin guys bila hidupmu adalah malam yang gelap gulita—dan satu-satunya harapan adalah seberkas cahaya kecil entah dari bulan, atau bintang yang jauhh. Well. saat ini dunia penuh kekacauan, dari politik berimbas ke ekonomi, dari bencana alam-climate change berimbas ke ekonomi, of course berimbas ke hidup kita, situasi tuh kayak gelappp dan seolah gak ada harapan karena harapan itu udah pudar, ditengah situasi seperti itu apa sih yang paling kita butuhkan?: terang yang tidak pernah padam. Inilah yang diungkapkan dalam Imamat 24:1–4—sebuah gambaran indah, mendalam, dan sangat relevan tentang terang yang kekal yang terwujud karena kehadiran Allah yang tak pernah meninggalkan kita.
Ayat 1, Ketika Tuhan berfirman kepada Musa, ini bukan sekadar instruksi ritual doang. Ini adalah komunikasi Ilahi—wahyu langsung dari YHWH, Allah perjanjian, kepada pemimpin umat. Di dalam setiap kata-Nya terkandung otoritas, kasih, dan maksud kekal. Musa sebagai pengantara melambangkan Kristus yang kelak menjadi satu-satunya jalan untuk mendengar dan melihat Allah dengan jelas (1 Tim. 2:5).
Ayat 2, Tuhan memberi Perintah untuk membawa “minyak zaitun tumbuk yang murni” dan hal itu mencerminkan pentingnya kemurnian dalam persembahan dan ibadah. Ini bukan sekadar simbol dari minyak terbaik, tetapi lambang dari Kristus—Anak Domba yang tak bercacat, yang hancur dan diremukkan supaya terang-Nya menyinari kegelapan dunia.
Ayat 3, Menorah atau kaki dian bercabang tujuh itu—harus terus menyala “dari petang hingga pagi” . Dalam bahasa simbolik Ibrani, ini berbicara tentang terang ilahi yang tak pernah padam, bahkan ketika kegelapan meliputi. Imam besar, Harun, bertugas menjaganya tetap menyala. Ini bukan hanya sebuah rutinitas keagamaan, tapi perwujudan dari tugas spiritual untuk memelihara hadirat Allah di tengah umat.
Ayat 4, dan di atas menorah yang terbuat dari emas murni itu, cahaya menyala “di hadapan Tuhan.” Itu bukan hiasan. Itu adalah kesaksian. Bahwa dalam ruang ibadah, dalam kehidupan kita, terang Tuhan harus terus bersinar. Ya terang harus terus bersinar, bukan kadang-kadang bersinar atau bersinar pas mental, spiritual dan fisik lagi kuat. Dalam keadaan apapun Sinar harus tetap terang.
Btw guys, Yohanes 8:12, Kristus menyatakan: “Akulah terang dunia. Barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan akan mempunyai terang hidup.”
Tuhan Yesus adalah minyak yang murni—yang diperas di taman Getsemani dengan penderitaan. Ia adalah terang yang menyala—bahkan ketika dunia menyalibkan-Nya. Ia tidak pernah padam—bahkan ketika kubur menelan-Nya. Dan Ia bangkit, membawa terang kehidupan yang kekal untuk setiap kita.
Imamat 24 bukan sekadar sejarah ritual namun bayangan tentang terang kekal yang kini hidup di dalam kita. Sebagaimana Harun harus menjaga pelita itu, kita pun dipanggil untuk memelihara terang iman dalam dunia yang gelap. Dalam gereja. Dalam keluarga. Dalam ruang-ruang sunyi di mana harapan mulai pudar. Sebuah kehormatan untuk menerima panggilan ini. Kegelapan dunia bisa dapet sinar terang dari murid-murid yang dikasihi-Nya, Puji Tuhan.
© Refleksikanlah
So Guys, Hari-hari ini, mungkin sebagian dari kita yang bersaat teduh sedang atau pernah berjalan dalam kegelapan—bukan secara harfiah, tetapi eksistensial. Gelap karena kegagalan. Gelap karena kehilangan. Gelap karena kita menjauh dari hadirat Tuhan.
Hari ini Firman Tuhan mengingatkan: terang itu tidak pernah padam.
Kita dipanggil untuk melihat terang itu, dan untuk menjadi terang itu (Mat. 5:14–16). Kita adalah menorah di dunia ini—menyala bukan karena kekuatan kita, tetapi karena minyak anugerah-Nya.
© Pertanyaan Reflektif
Apakah kamu hidup dengan kesadaran bahwa Allah melihatmu—“di hadapan TUHAN”—dalam setiap langkah Anda?
Apakah pelita iman mu masih menyala terang, ataukah mulai meredup oleh beban hidup dan rutinitas yang mengikis kasih mula-mula?
Apakah kamu menyadari bahwa tugas menjaga terang bukan hanya milik para pemimpin rohani, tetapi juga tanggung jawab setiap orang percaya dalam komunitas iman?
Dalam bagian hidup mu yang tergelap hari ini—apakah kamu bersedia membuka ruang bagi Kristus, terang dunia, untuk masuk dan menyinari hidupmu dan menjadikanmu terang?
© Berdoalah sesuai Firman
Tuhan, Engkaulah terang yang tak pernah padam.
Di saat dunia kami menjadi gelap, ketika harapan memudar dan kekuatan menipis, pancarkanlah terang-Mu ke dalam hati kami. Ajari kami, ya Tuhan, untuk membawa minyak yang murni—hidup yang dikuduskan, diserahkan, dan ditujukan hanya kepada-Mu.
Jadikanlah kami seperti kaki dian di hadirat-Mu—menyala terus-menerus, tidak karena kekuatan kami, tapi karena kasih karunia-Mu. Biarlah terang itu menjadi penuntun bagi kami, bagi dunia yang sedang mencari pengharapan sejati.
Dan bila kami lelah, bila sumbu kami hampir padam, peliharalah kami kembali. Tambahkan minyak-Mu, curahkan Roh-Mu, dan nyalakan kembali nyala kasih yang murni dalam hati kami.
Dalam nama Yesus, Sang Terang Dunia, kami berdoa.
Amin.
Tetap semangat guys, Tuhan Yesus beserta kita,#kamugaksendiri #TuhanYesusBesertamu *RL-SDG*
- Get link
- X
- Other Apps
Comments
Post a Comment