- Get link
- X
- Other Apps
Penebusan rumah
29, "Apabila seseorang menjual rumah tempat tinggal di suatu kota yang berpagar tembok, maka hak menebus hanya berlaku selama setahun mulai dari hari penjualannya; hak menebus berlaku hanya satu tahun.
30, Tetapi jikalau rumah itu tidak ditebus dalam jangka waktu setahun itu, rumah itu secara mutlak menjadi milik si pembeli turun temurun; dalam tahun Yobel rumah itu tidaklah bebas.
31, Tetapi rumah-rumah di desa-desa yang tidak dikelilingi pagar tembok haruslah dianggap sama dengan ladang-ladang di negeri itu, atasnya harus ada hak menebus dan dalam tahun Yobel rumah itu harus bebas.
32, Mengenai rumah-rumah di kota-kota orang Lewi, hak menebus rumah-rumah itu ada pada orang-orang Lewi untuk selama-lamanya.
33, Sekalipun dari antara orang Lewi yang melakukan penebusan, tetapi rumah yang terjual di kota miliknya itu haruslah bebas dalam tahun Yobel, karena segala rumah di kota-kota orang Lewi adalah milik mereka masing-masing di tengah-tengah orang Israel.
34, Dan padang penggembalaan sekitar kota-kota mereka janganlah dijual, karena itu milik mereka untuk selama-lamanya."
© Renungkanlah
Hi guys, bayangin kamu tumbuh di sebuah rumah di kota kecil Kudus. Banyak kenangan kamu di sana—tawa di malam hari, air hujan bocor yang kamu tertawakan bareng adik, dinding anyaman bambu ditempel koran bekas. Ini berandai-andai, orangtuamu harus banget menjual rumah itu karena hutang. Setelah beberapa tahun, kamu berhasil kerja keras, punya tabungan, kamu kembali ke kota Kudus ke rumah masa kecilmu, yang masih akrab dalam ingatan… sayang sekali sekarang rumah itu bukan milikmu lagi. Sudah direnovasi, dicat ulang, dan kamu bahkan tidak dikenali oleh penghuninya. Yang tersisa cuma kenangan dan rasa kehilangan.
Firman Tuhan hari ini berbicara soal kepemilikan rumah, rumah yang dijual dan kemungkinan rumah itu ditebus. Kita melihat tuh, di balik semua aturan itu, ada hati Allah yang tidak pernah ingin umat-Nya kehilangan identitas, tempat berpijak, dan terutama: pengharapan.
Teks ini membedakan dua jenis properti:
-
Rumah dalam kota bertembok: bisa ditebus dalam waktu satu tahun. Kalau tidak? Jadi milik pembeli selamanya.
-
Rumah di desa atau pedesaan (tidak-bertembok): diperlakukan seperti ladang, dan akan kembali ke pemilik asli pada Tahun Yobel.
Kenapa dibedakan dan perbedaannya jadi penting?
Karena rumah di kota bukan sumber nafkah. Rumah di kota bukan tanah pertanian yang menunjang kehidupan keluarga atau suku. Rumah kota lebih individual, lebih urban. Di sinilah kita melihat struktur sosial Israel yang kompleks: ada yang petani, ada yang berdagang, ada yang tinggal di kota, ada yang tinggal di desa. Tuhan mengatur semuanya, dari pusat kota sampai padang penggembalaan, dengan keadilan dan belas kasihan.
Tapi ada satu kelompok istimewa: orang Lewi. Mereka tidak dapat warisan tanah seperti suku lainnya karena tugas mereka adalah menjaga kemah TUHAN (Bil. 18:23). Jadi Tuhan memberikan 48 kota kepada mereka, dan semua properti mereka, meskipun dijual, wajib bisa ditebus kapan saja—dan pasti kembali saat Yobel.
Kenapa? Karena tanah merupakan aset ekonomi. Selain itu tanah adalah simbol identitas, bagian dari warisan janji Allah, dan tempat di mana umat-Nya bisa tinggal dekat dengan-Nya dan saling melayani.
Kelihatan ya guys, mengenai aturan rumah ini gak melulu soal tanah atau rumah. Ini tentang penebusan.
Well guys, kita semua, aku dan kalian semua, Pernah kehilangan "rumah" kita karena dosa. Kita dijual ke dalam perbudakan dosa. Tapi seperti Tuhan menetapkan aturan penebusan bagi rumah dan tanah, Dia juga menetapkan Penebusan bagi hidup kita.
Tuhan Yesus datang untuk menebus "ladang" = rumah hati kita. Dia menebus kita gak pake aturan waktu seperti tertulis di teks, kayak setahun atau pas tahun Yobel, tapi selama-lamanya. Dia bukan sekadar kerabat yang dekat, tapi Saudara Sulung yang mengosongkan diri-Nya demi membawa kita pulang.
Tuhan Yesus berfirman: “Aku pergi untuk menyediakan tempat bagimu… supaya di tempat Aku berada, kamu pun berada” (Yoh. 14:3).
© Refleksikanlah
Hi guys, hari ini kita meneruskan sate tentang Yobel, dan kali ini kita belajar soal rumah tinggal, yang gak masuk katagori tanah pertanian. Tuhan membedakan cara memperlakukan keduanya, karena fungsi sosial dan ekonominya berbeda.
Tuhan peduli pada detail hidup umat-Nya. Dia tahu siapa yang tinggal di desa, siapa yang di kota, siapa yang petani, siapa yang imam. Dia punya aturan untuk melindungi dan memberkati. Karena bagi Tuhan, rumah bukan sekadar bangunan—tapi tempat di mana nama, martabat, dan pengharapan bisa dipulihkan.
Dan itu berlaku buat kamu hari ini. Mungkin kamu sedang merasa kehilangan rumah—secara fisik, atau secara rohani. Mungkin kamu berpikir sudah terlalu jauh dijual ke dunia. Tapi ingat, ada Penebus. Ada Tahun Yobel di dalam Yesus.
© Pertanyaan Reflektif
Apa yang kamu pelajari tentang ALLAH hari ini?
Apakah kamu percaya bahwa Yesus sanggup menebus hidupmu sepenuhnya—bukan hanya ladang yang terlihat, tapi rumah hatimu yang terdalam?
© Berdoalah sesuai Firman
Tuhan, Yesus Penebusku. Aku datang kepada-Mu mengaku bahwa aku sering merasa seperti rumah yang dijual—tidak ada hak untuk kembali, tidak punya tempat berpijak. Tapi hari ini aku tahu, Dikau menetapkan aturan penebusan karena Dikau mengasihi umat-Mu. Tolong aku, ya Tuhan Yesus penebusku, untuk hidup dalam aturan-Mu yang melindungi dan memulihkan. Dan kalau hari ini aku merasa kehilangan tempat, pulihkan aku. Bawa aku pulang. Karena aku tahu, dalam Yesus Kristus Penebus, rumahku bukan hanya bisa ditebus—tapi tidak akan pernah hilang lagi. Amin.
Jika kamu butuh cerita, butuh konseling, atau diskusi firman, silahkan hubungi menjadimurid1@gmail.com
Tetap semangat guys, Tuhan Yesus beserta kita,#kamugaksendiri #TuhanYesusBesertamu *RL-SDG*
- Get link
- X
- Other Apps
Comments
Post a Comment