- Get link
- X
- Other Apps
Perlakuan terhadap orang miskin
35, "Apabila saudaramu jatuh miskin, sehingga tidak sanggup bertahan di antaramu, maka engkau harus menyokong dia sebagai orang asing dan pendatang, supaya ia dapat hidup di antaramu.
36, Janganlah engkau mengambil bunga uang atau riba dari padanya, melainkan engkau harus takut akan Allahmu, supaya saudaramu dapat hidup di antaramu.
37, Janganlah engkau memberi uangmu kepadanya dengan meminta bunga, juga makananmu janganlah kauberikan dengan meminta riba.
38, Akulah TUHAN, Allahmu, yang membawa kamu keluar dari tanah Mesir, untuk memberikan kepadamu tanah Kanaan, supaya Aku menjadi Allahmu.
39, Apabila saudaramu jatuh miskin di antaramu, sehingga menyerahkan dirinya kepadamu, maka janganlah memperbudak dia.
40, Sebagai orang upahan dan sebagai pendatang ia harus tinggal di antaramu; sampai kepada tahun Yobel ia harus bekerja padamu.
41, Kemudian ia harus diizinkan keluar dari padamu, ia bersama-sama anak-anaknya, lalu pulang kembali kepada kaumnya dan ia boleh pulang ke tanah milik nenek moyangnya.
42, Karena mereka itu hamba-hamba-Ku yang Kubawa keluar dari tanah Mesir, janganlah mereka itu dijual, secara orang menjual budak.
43, Janganlah engkau memerintah dia dengan kejam, melainkan engkau harus takut akan Allahmu.
44, Tetapi budakmu laki-laki atau perempuan yang boleh kaumiliki adalah dari antara bangsa-bangsa yang di sekelilingmu; hanya dari antara merekalah kamu boleh membeli budak laki-laki dan perempuan.
45, Juga dari antara anak-anak pendatang yang tinggal di antaramu boleh kamu membelinya dan dari antara kaum mereka yang tinggal di antaramu, yang dilahirkan di negerimu. Orang-orang itu boleh menjadi milikmu.
46, Kamu harus membagikan mereka sebagai milik pusaka kepada anak-anakmu yang kemudian, supaya diwarisi sebagai milik; kamu harus memperbudakkan mereka untuk selama-lamanya, tetapi atas saudara-saudaramu orang-orang Israel, janganlah memerintah dengan kejam yang satu sama yang lain.
47, Apabila seorang asing atau seorang pendatang di antaramu telah menjadi mampu, sedangkan saudaramu yang tinggal padanya jatuh miskin, sehingga menyerahkan dirinya kepada orang asing atau pendatang yang di antaramu itu atau kepada seorang yang berasal dari kaum orang asing,
48, maka sesudah ia menyerahkan dirinya, ia berhak ditebus, yakni seorang dari antara saudara-saudaranya boleh menebus dia,
49, atau saudara ayahnya atau anak laki-laki saudara ayahnya atau seorang kerabatnya yang terdekat dari kaumnya atau kalau ia telah mampu, ia sendiri berhak menebus dirinya.
50, Bersama-sama dengan si pembelinya ia harus membuat perhitungan, mulai dari tahun ia menyerahkan dirinya kepada orang itu sampai kepada tahun Yobel, dan harga penjualan dirinya haruslah ditentukan menurut jumlah tahun-tahun itu; masa ia tinggal pada orang itu haruslah dihitung seperti masa kerja orang upahan.
51, Jikalau jumlah tahun itu masih besar, maka dari harga pembeliannya harus dikembalikan sebagai penebus dirinya menurut jumlah tahun itu.
52, Jika waktu yang masih tinggal sampai kepada tahun Yobel sedikit lagi saja, maka ia harus membuat perhitungan dengan orang itu; menurut jumlah tahun itulah ia harus membayar uang tebusan dirinya.
53, Demikianlah ia harus tinggal padanya sebagai orang upahan dari tahun ke tahun. Janganlah ia diperintah dengan kejam oleh orang itu di depan matamu.
54, Tetapi jikalau ia tidak ditebus dengan cara demikian, maka ia harus diizinkan keluar dalam tahun Yobel, ia bersama-sama anak-anaknya.
55, Karena pada-Kulah orang Israel menjadi hamba; mereka itu adalah hamba-hamba-Ku yang Kubawa keluar dari tanah Mesir; Akulah TUHAN, Allahmu. "
© Renungkanlah
Hello guys, Yuk kita SaTe. Ay35-38, Manusia bisa dibebani oleh utang dan kemiskinan. Ketika kemiskinan menyebabkan habisnya kepemilikan tanah keluarga, langkah selanjutnya adalah kemelaratan, tergantung pada kebaikan hati orang lain. Jika tidak ada cukup uang untuk menghidupi keluarga dengan cara ini, satu-satunya pilihan yang tersisa adalah seorang Israel menjual keluarganya atau dirinya sendiri ke dalam perbudakan. Sebagai makhluk ciptaan Tuhan, orang miskin dan budak juga memiliki beberapa hak dan tidak dapat dieksploitasi atas kehendak pemilik atau majikan mereka. Peraturan-peraturan yang mengatur perlakuan terhadap orang miskin ini memberikan hak istimewa berupa kebebasan Yobel yang dinikmati oleh sesama orang Israel, dan juga oleh tanah pusaka milik mereka.
Situasi yang diuraikan dalam ay 35-37 adalah bahwa kemiskinan dapat memaksa seorang pemilik tanah untuk menjual sebagian dari tanahnya untuk membeli makanan bagi keluarganya. Dalam dunia pertanian guys, ada yang namanya gagal panen, gak melulu berhasil ya, nah jika gagal panen, biasanya mereka yang gak ada cara lain untuk mencari uang selain mereka “jual diri jadi budak” atau jual sebagian tanah mereka demi keluarganya bisa makan. Kalau sampe mengalami gagal panen terus, sampe gak sanggup bayar utang dan akhirnya sampe gak punya apa apa lagi, untuk memenuhi kebutuhan hidupnya ya mereka cuman bisa jadi budak. Hukum untuk membantu orang seperti itu orang yang punya kapasitas lebih dapat menanggung mereka dengan membeli (menyewakan) tanah tersebut untuk tanaman yang potensial. Orang yang membeli tanah orang yang tadi digambarkan itu memiliki tanggung jawab untuk menyediakan sarana bagi orang miskin untuk mempertahankan hidupnya. Hal ini menunjukkan bahwa sarana keuangan seseorang bukanlah miliknya sendiri, tetapi milik Allah, untuk digunakan sesuai dengan petunjuk-Nya, sama seperti ladang dan hasil panennya.
Tindakan yang harus diambil oleh pemilik tanah dapat dibaca dalam dua cara. Pemilik baru dapat diminta untuk memelihara dan mendukungnya, menjaganya seperti halnya menjaga seorang pekerja upahan (demikianlah kebanyakan terjemahan bahasa Inggris). Kemungkinan lain adalah bahwa orang miskin itu menjadi seperti buruh upahan bagi krediturnya, diizinkan untuk hidup di bawah otoritasnya, bekerja untuknya-dengan upahnya dikreditkan terhadap hutangnya yang masih harus dibayar, seperti seorang hamba yang terikat kontrak. Hutang tersebut harus tetap; tidak ada bunga yang dibebankan, yang membuatnya semakin terjerat dalam hutang, dan persediaan yang diberikan oleh pemilik tanah yang baru kepadanya tidak boleh dijual kepadanya dengan keuntungan. Seorang Israel tidak boleh mendapatkan keuntungan di atas penderitaan orang Israel lainnya. Memperlakukan sesama orang Israel dengan cara membantu seperti ini adalah salah satu cara untuk menunjukkan rasa hormat yang tepat kepada Allah. Yahweh telah menyelamatkan Israel dengan membawa mereka keluar dari Mesir. YHWH melakukan hal ini untuk memenuhi kebutuhan fisik mereka dengan memberikan tanah Kanaan dan hasilnya, dan sebagai balasannya, para kreditor Israel juga harus memenuhi kebutuhan para debitor mereka. Sebagaimana YHWH telah menyelamatkan mereka.
Ay 39-42, Sebuah spiral kemiskinan ekonomi dapat menyebabkan hilangnya tanah dan hilangnya kebebasan: Sebagai upaya terakhir, orang Israel yang miskin dapat menjual dirinya dan keluarganya untuk menjadi budak kepada kreditur. Namun, mereka tetaplah orang Israel, dan diberi hak-hak tertentu. Hak-hak ini termasuk tidak diperlakukan seperti barang dagangan, properti yang dijual (disewakan) tetap berada di bawah kendali pemiliknya, namun dia bekerja di ladang nya sendiri sebagai pekerja upahan. Dengan demikian, mereka menerima upah, yang mereka gunakan untuk melunasi utang mereka. Bahkan jika tidak sepenuhnya dilunasi, hamba dan keluarganya dibebaskan pada tahun Yobel dan diizinkan untuk kembali ke tanah asal mereka, yang dikembalikan kepada keluarga mereka pada tahun Yobel. Dengan demikian, orang Israel tidak boleh menjadi budak bagi para kreditor mereka, melainkan menjadi pekerja upahan. Ini adalah hal yang ideal, yang tidak selalu terbukti dalam praktiknya, di mana orang Israel benar-benar diperbudak dengan kehilangan semua yang mereka miliki. Gambaran sederhananya gini guys, sebagai bangsa Israel Eric punya 2 hektar tanah. Tanah itu mau ditanemin Gandum. Untuk mulai tanam, dia minjem modal untuk beli bibit gandum, dan bayar pekerja upahan bantu rapiin tanah pertanian hingga siap ditanam. Utangnya dia 1juta. Dengan harapan pas panen, hasilnya bisa untuk bayar utang 1jt, bayar pekerja upahan dan menutupi kebutuhan makan, pakaian dll. Eh gagal panen, dia ambil utang lagi, coba lagi, ehh gagal panen lagi. Jadi si Eric “menjual” (menyewakan) tanahnya ke Orvin, Orvin membelinya dengan jumlah sesuai kesepakatan misalnya 2jt tapi si Eric itu yang kerjain tanah itu sebagai pekerja upahan, ntar kalau berhasil, si Eric jadi bisa bayar utangnya gitu guys.
Alasan mengapa mereka tidak dihitung sebagai budak yang sebenarnya adalah karena mereka, dan semua orang Israel, adalah budak Tuhan sejak Dia menebus mereka dari perbudakan di Mesir, dan mereka adalah milik-Nya yang dapat diperintahkan sesuai kehendak-Nya. Keluarnya mereka dari Mesir bukan untuk mendapatkan kebebasan, tetapi untuk mendapatkan tuan yang baru, yaitu Yahweh. Selain perbudakan, ay 46,53, juga mengatur bahwa orang Israel tidak boleh memperlakukan budak dengan kejam. Disini hendak, cara seseorang memperlakukan sesama manusia mencerminkan sikapnya terhadap Allah sendiri. Ay 44-46, Orang non-Israel yang melayani orang lain diperlakukan secara berbeda dengan orang Israel. Mereka adalah satu-satunya yang benar-benar disebut "budak" dalam pasal ini.
Perbudakan merupakan hal yang umum terjadi di antara semua negara tetangga Israel, tetapi hukum-hukum Perjanjian Lama berfungsi untuk mengekang beberapa penyalahgunaan yang mungkin terjadi dalam praktik ini. Hukum-hukum ini tidak menetapkan perbudakan tetapi mengakui keberadaannya dan berusaha untuk mengaturnya. Semua orang diciptakan menurut gambar Allah dan layak dihormati dan dimuliakan, sehingga beberapa hukum diperlukan untuk menangani situasi nyata (perbudakan) dan bukan situasi ideal (tidak boleh ada budak). Karena baik orang Israel maupun orang asing yang tinggal di tanah itu memiliki kesempatan untuk menjadi makmur, beberapa orang asing melakukannya dan dapat menguasai orang Israel yang miskin ( ay 47). Situasi ini berbeda dengan kasus sebelumnya. Orang Israel diberikan hak yang sama, tidak peduli siapa tuannya, apakah orang Israel lain (25:35-43) atau orang asing. Pilihan-pilihan yang tersedia dalam kasus ini sangat mirip dengan pilihan-pilihan yang tersedia ketika tanah dijual (25:15-28). Orang Israel tersebut dapat dibeli kembali, atau ditebus, oleh seorang kerabat dekat yang mau membayar hutangnya (25:48). Orang yang menjadi budak dapat memperoleh dana yang cukup (25:53) untuk membeli kembali dirinya dengan melunasi hutangnya yang masih harus dibayar (25:26). Harga yang dibayarkan dihitung dengan cara yang mirip dengan harga untuk menebus tanah. Harga tanah dihitung berdasarkan berapa banyak panen yang akan terjadi hingga tahun Yobel berikutnya (25:27), dan harga manusia dihitung berdasarkan berapa banyak biaya yang diperlukan untuk mempekerjakan seorang pekerja harian untuk melakukan pekerjaan yang akan dilakukannya jika ia tetap bekerja, yang dihitung secara tahunan. Harganya akan dinaikkan atau diturunkan tergantung pada berapa lama waktu yang dibutuhkan sampai tahun Yobel berikutnya (bdk. 25:16), ketika pekerja yang berhutang dan keluarganya harus dibebaskan (25:28, 40) jika mereka belum ditebus sebelum waktu itu. Mereka juga tidak boleh dianiaya (25:43, 46). Baik tanah maupun orangnya adalah milik Allah (25:23, 42), jadi hanya hasil panen mereka dan bukan orangnya yang dijual.
Kedua peristiwa ini, yaitu hari Sabat dan tahun Yobel, menunjukkan bahwa Allah tidak hanya berkepentingan dengan upacara keagamaan, tetapi juga dengan masalah lingkungan dan ekonomi. Tanah berada di bawah tanggung jawab dan pemeliharaan manusia (Kej. 1:28), tetapi mereka tidak dapat dengan sembarangan memperkosanya demi keuntungan diri mereka sendiri. Manusia juga bukan komoditas untuk dieksploitasi. Bagian dari martabat manusia adalah kemampuan untuk mencukupi kebutuhannya sendiri, meskipun dengan kerja keras (bdk. Kej. 3:17-19). Ayat-ayat ini menyediakan sarana untuk mencegah atau membalikkan keadaan penyalahgunaan manusia atau lingkungan.
© Refleksikanlah
Hi guys, pengaturan TUHAN untuk manusia agar tidak dieksploitasi. Ya Tuhan tau manusia berpotensi serakah �� dan jahat, karena itu perlu ada pagernya yaitu aturan-aturan yang diberikan oleh TUHAN agar manusia tidak mengkeksploitasi sesamanya dan lingkungan.
Yuk kita belajar untuk tidak mengeksploitasi sesama dan lingkungan kita. Yuk bisa yuk.
© Pertanyaan Reflektif
Apa yang kamu pelajari tentang ALLAH hari ini? Bagaimana caranya agar kamu tidak mengeksploitasi sesamamu dan lingkungamu?
© Berdoalah sesuai Firman
Tuhan tolong aku untuk dimampukan tidak mengeksploitasi sesamaku dan lingkunganku, Amin.
Tetap semangat guys, Tuhan Yesus beserta kita,#kamugaksendiri #TuhanYesusBesertamu *RL-SDG*
- Get link
- X
- Other Apps
Comments
Post a Comment