Ketujuh puluh orang tua-tua
24, Setelah Musa datang ke luar, disampaikannya firman TUHAN itu kepada bangsa itu. Ia mengumpulkan tujuh puluh orang dari para tua-tua bangsa itu dan menyuruh mereka berdiri di sekeliling kemah.
25, Lalu turunlah TUHAN dalam awan dan berbicara kepada Musa, kemudian diambil-Nya sebagian dari Roh yang hinggap padanya, dan ditaruh-Nya atas ketujuh puluh tua-tua itu; ketika Roh itu hinggap pada mereka, kepenuhanlah mereka seperti nabi, tetapi sesudah itu tidak lagi.
26, Masih ada dua orang tinggal di tempat perkemahan; yang seorang bernama Eldad, yang lain bernama Medad. Ketika Roh itu hinggap pada mereka--mereka itu termasuk orang-orang yang dicatat, tetapi tidak turut pergi ke kemah--maka kepenuhanlah mereka seperti nabi di tempat perkemahan.
27, Lalu berlarilah seorang muda memberitahukan kepada Musa: "Eldad dan Medad kepenuhan seperti nabi di tempat perkemahan."
28, Maka menjawablah Yosua bin Nun, yang sejak mudanya menjadi abdi Musa: "Tuanku Musa, cegahlah mereka!"
29, Tetapi Musa berkata kepadanya: "Apakah engkau begitu giat mendukung diriku? Ah, kalau seluruh umat TUHAN menjadi nabi, oleh karena TUHAN memberi Roh-Nya hinggap kepada mereka!"
30, Kemudian kembalilah Musa ke tempat perkemahan, dia dan para tua-tua Israel.
© Renungkanlah
Hello Guys, kalian pernah gak sih ngerasa "udah, too much, ga bisa lagi"?
Di Kantor tiap hari tuntutan pertanggungjawaban dengan modelan boss yang macem macem ya, ada yang minta sekarang juga diberesin pekerjaan yang dia minta, while beresin kerejaan di follow up terus nanya progresss, "udah sampe mana"? atau sisi yang lain, kayak kamu tuh antara ada dan tiada di kantor. Idle...orangnya ada, tapi pemikiran gak pernah digubris, apalagi diperhatikan. Dari dua situasi itu kita jadi kayak, enough....huffttt: “Tuhan,boleh ga sih capek?” “Tuhan,boleh ga sih nyerah?”
Itulah yang Musa alami. Ia merasa kelelahan memimpin bangsa yang keras kepala. Tetapi justru di tengah kelelahan itu, Allah menunjukkan cara kerja-Nya yang mengejutkan: bukan dengan menambah kekuatan Musa, melainkan dengan membagi Roh-Nya kepada tujuh puluh tua-tua. Anehnya, dua orang diantara 70 itu, Eldad dan Medad, yang gak ikutan kumpul di Kemah, juga dipenuhi Roh dan bernubuat. Mengapa Tuhan lakukan itu? Yuk kita ekspos ayat per ayat...
Bilangan 11 adalah respons Allah terhadap keluhan Musa. Ia merasa terbebani oleh bangsa Israel yang menuntut daging (Bil. 11:10–15). Jawaban Tuhan bukan hanya memberi daging, tapi juga memberi solusi kepemimpinan: memilih tujuh puluh tua-tua untuk menanggung sebagian tanggung jawab Musa (ay. 16–17). Keren sih ini
Ay 24-25, Musa memanggil tujuh puluh tua-tua Israel dan mengumpulkan mereka di sekitar Kemah. Lalu Tuhan hadir lewat awan, tanda bahwa Ia dekat dan menyertai. Saat itu Tuhan mengambil sebagian Roh yang ada pada Musa dan memberikannya kepada para tua-tua itu. Bukti bahwa Roh bekerja nyata: mereka mulai bernubuat, mengucapkan perkataan yang penuh kuasa dari Tuhan.
Bernubuat di sini bukan hanya soal meramal masa depan, tetapi tanda bahwa mereka sungguh-sungguh dipenuhi Roh Kudus. Walaupun peristiwa bernubuat itu hanya terjadi sekali sebagai tanda awal, Roh Tuhan tidak meninggalkan mereka. Itu adalah bukti bahwa mereka sudah menerima kuasa dari Tuhan untuk mendampingi Musa dalam tugas memimpin bangsa Israel.
Ay 26-27, Yang menarik, ada dua orang, namanya Eldad dan Meda, yang gak ikut datang ke Kemah bersama Musa dan para tua-tua lainnya. Tetapi meskipun mereka tidak ada di sana, Roh Tuhan tetap turun atas mereka, dan mereka pun bernubuat di tengah perkemahan. Ini mengingatkan kita bahwa kuasa Roh Tuhan tidak bisa dibatasi oleh tempat, aturan, atau ritual tertentu. Tuhan bebas bekerja dengan cara-Nya sendiri, bahkan kadang mengejutkan kita.
Ay 28-29. Melihat itu, Yosua, yang sejak muda mendampingi Musa, merasa tidak nyaman. Ia berkata kepada Musa: “Tuanku Musa, cegahlah mereka!” Yosua takut wibawa Musa jadi berkurang. Tapi Musa menjawab dengan hati yang besar: “Apakah kamu cemburu untuk aku? Aku justru berharap seluruh umat Tuhan menjadi nabi, supaya Roh Tuhan juga turun atas mereka semua!”
Jawaban Musa ini bukan sekadar perkataan biasa, melainkan kerinduan terdalam: supaya semua umat Allah mengalami kepenuhan Roh. Kerinduan itu akhirnya digenapi dalam janji Tuhan lewat nabi Yoel (2:28–32) dan benar-benar terjadi di hari Pentakosta (Kisah 2:17–21), ketika Roh Kudus dicurahkan kepada semua orang percaya. Harapan Musa menemukan penggenapannya dalam Yesus Kristus. Dialah yang naik ke surga dan mencurahkan Roh Kudus kepada semua orang percaya, tanpa terkecuali (Kis. 2:33). Apa yang dahulu hanya dialami tujuh puluh tua-tua kini menjadi realitas bagi setiap murid Kristus. Kristus membebaskan kita dari beban memikul hidup sendirian, karena Roh Kudus hadir untuk menolong, menguatkan, dan memberdayakan seluruh umat Allah.
© Refleksikanlah
Hi guys, hidup kita sering kali seperti Musa: merasa stuck, overwhelmed, lelah dengan pekerjaan, pelayanan, studi, atau bahkan relasi. Tapi kabar baiknya, Tuhan tidak membiarkan kita sendirian. Dia memberikan Roh Kudus yang menolong kita, bahkan melibatkan orang lain untuk menopang kita.
Kenyataannya kan kita pengen semua bisa kita kendalikan sendiri, tapi kisah Eldad dan Medad menunjukkan: Allah bekerja di luar perkiraan kita. Jangan cemburu, jangan membatasi Tuhan. Belajarlah bersyukur karena Roh Kudus bekerja bukan hanya dalam hidup kita, tetapi juga dalam hidup sesama kita.
© Pertanyaan Reflektif
1. Apa yang kamu pelajari tentang Allah dari cara-Nya bekerja dalam Bilangan 11 ini?
2. Pernahkah kamu merasa stuck lalu ngadu sama Tuhan, dan ternyata solusi-Nya datang dengan cara yang tidak kamu duga? Bagaimana perasaanmu waktu itu?
© Berdoalah sesuai Firman
Tuhan, tolong aku untuk tidak mengandalkan kekuatanku sendiri, tapi belajar berserah dan percaya pada pimpinan Roh Kudus. Terima kasih karena Engkau selalu menyediakan pertolongan, bahkan sering dengan cara yang tak kuduga. Jadikan aku peka akan karya Roh-Mu, supaya aku boleh hidup sebagai saksimu. Amin.
Tetap semangat guys, Tuhan Yesus beserta kita,#kamugaksendiri #TuhanYesusBesertamu *RL-SDG*
Comments
Post a Comment