Bilangan 11: 4-23

 TUHAN berjanji memberi daging

4, Orang-orang bajingan yang ada di antara mereka kemasukan nafsu rakus;  dan orang Israelpun menangislah pula serta berkata: "Siapakah yang akan memberi kita makan daging?
5, Kita teringat kepada ikan yang kita makan di Mesir dengan tidak bayar apa-apa, kepada mentimun dan semangka, bawang prei, bawang merah dan bawang putih. 
6, Tetapi sekarang kita kurus kering, tidak ada sesuatu apapun, kecuali manna ini saja yang kita lihat."
7, Adapun manna itu seperti ketumbar dan kelihatannya seperti damar bedolah.  
8, Bangsa itu berlari kian ke mari untuk memungutnya,  lalu menggilingnya dengan batu kilangan atau menumbuknya dalam lumpang. Mereka memasaknya dalam periuk dan membuatnya menjadi roti bundar; rasanya seperti rasa panganan yang digoreng.
9, Dan apabila embun turun di tempat perkemahan pada waktu malam, maka turunlah juga manna di situ.
10, Ketika Musa mendengar bangsa itu, yaitu orang-orang dari setiap kaum, menangis di depan pintu kemahnya, bangkitlah murka TUHAN dengan sangat, dan hal itu dipandang jahat oleh Musa.
11, Lalu berkatalah Musa kepada TUHAN: "Mengapa Kauperlakukan hamba-Mu ini dengan buruk dan mengapa aku tidak mendapat kasih karunia di mata-Mu, sehingga Engkau membebankan kepadaku tanggung jawab atas seluruh bangsa ini?
12, Akukah yang mengandung seluruh bangsa ini atau akukah yang melahirkannya, sehingga Engkau berkata kepadaku: Pangkulah dia seperti pak pengasuh memangku anak yang menyusu,  berjalan ke tanah yang Kaujanjikan dengan bersumpah kepada nenek moyangnya?  
13, Dari manakah aku mengambil daging untuk diberikan kepada seluruh bangsa ini? Sebab mereka menangis kepadaku dengan berkata: Berilah kami daging untuk dimakan.
14, Aku seorang diri tidak dapat memikul tanggung jawab atas seluruh bangsa ini, sebab terlalu berat bagiku.  
15, Jika Engkau berlaku demikian kepadaku, sebaiknya Engkau membunuh aku saja,  jika aku mendapat kasih karunia di mata-Mu, supaya aku tidak harus melihat celakaku."
16, Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Kumpulkanlah di hadapan-Ku dari antara para tua-tua Israel tujuh puluh orang, yang kauketahui menjadi tua-tua bangsa dan pengatur pasukannya, kemudian bawalah mereka ke Kemah Pertemuan,  supaya mereka berdiri di sana bersama-sama dengan engkau.
17, Maka Aku akan turun dan berbicara dengan engkau di sana, lalu sebagian dari Roh yang hinggap padamu itu akan Kuambil dan Kutaruh atas mereka,  maka mereka bersama-sama dengan engkau akan memikul tanggung jawab atas bangsa itu, jadi tidak usah lagi engkau seorang diri memikulnya.
18, Tetapi kepada bangsa itu haruslah kaukatakan: Kuduskanlah dirimu untuk besok, maka kamu akan makan daging; sebab kamu telah menangis di hadapan TUHAN dengan berkata: Siapakah yang akan memberi kami makan daging? Begitu baik keadaan kita di Mesir,  bukan? --TUHAN akan memberi kamu daging untuk dimakan.
19, Bukan hanya satu hari kamu akan memakannya, bukan dua hari, bukan lima hari, bukan sepuluh hari, bukan dua puluh hari,
20, tetapi genap sebulan lamanya, sampai keluar dari dalam hidungmu dan sampai kamu muak --karena kamu telah menolak TUHAN yang ada di tengah-tengah kamu dan menangis di hadapan-Nya dengan berkata: Untuk apakah kita keluar dari Mesir?"
21, Tetapi kata Musa: "Bangsa yang ada bersama aku ini berjumlah enam ratus ribu orang  berjalan kaki, namun Engkau berfirman: Daging akan Kuberikan kepada mereka, dan genap sebulan lamanya mereka akan memakannya!
22, Dapatkah sekian banyak kambing domba dan lembu sapi disembelih bagi mereka,  sehingga mereka mendapat cukup? Atau dapatkah ditangkap segala ikan di laut bagi mereka, sehingga mereka mendapat cukup?"
23, Tetapi TUHAN menjawab Musa: "Masakan kuasa TUHAN akan kurang untuk melakukan itu? Sekarang engkau akan melihat apakah firman-Ku terjadi kepadamu atau tidak!"

 

© Renungkanlah

Hello guys, Yuk kita SaTe.  Guys, kalian pasti pernah ada di masa mau makan apa bingung.  Kayak semua makanan udah pernah dipesen.  Jadi scroll Scroll G/S/G-Food hampir setengah jam masih gak bisa mutusin mau makan apa,  Bahkan mungkin menyadari ya, dulu keknya bersyukur" aja, makanan apapun yang dikasih mama, dimakan aja, now udah remaja, pemuda, udah dewasa, mau pilih makanan, kayak bosen aja gitu.  Israel pernah bosen banget sama makanan yang tersedia buat mereka setiap hari, lalu mereka tuh membandingkan dengan keadaan di masa lalu pas di Mesir yang justru masa lalu yang sebenarnya penuh penderitaan tapi mereka hanya ingat sisi “nikmatnya”.

Mereka bosan dengan manna, roti dari surga, lalu tiba-tiba Mesir yang dulu menindas mereka jadi terlihat  lebih “menyenangkan” hanya karena ada ikan, bawang, dan semangka. Bayangin deh, manusia bisa sebegitu mudahnya lupa akan anugerah besar Tuhan hanya karena lidahnya bosan. Mari kita gali lebih dalam apa yang terjadi di Bilangan 11 ini.

Ay 4–9, Bangsa Israel tergoda oleh “orang-orang bajingan” (gerombolan campuran) yang memicu nafsu rakus. Mereka menangis, “Siapa yang kasih kita daging?” Padahal Tuhan sudah memberi manna-roti surgawi. Menariknya, mereka menyebut makanan Mesir sebagai “gratis” (ay. 5). Padahal, di Mesir mereka budak! Mereka bayar makanan itu dengan darah dan keringat. Tetapi ingatan selektif membuat mereka merindukan belenggu perbudakan, menghadehh.  Ini adalah sindiran tajam: orang bisa rindu dosa hanya karena dosa terlihat “enak”. #sighh

Ay 10–15, Musa lelah dengan bangsa yang terus mengeluh.  Perhatikan ungkapan emosionalnya: “Apakah aku ini ibu mereka?” “Bagaimana aku bisa kasih makan daging?” Hingga ia berkata, “Lebih baik Engkau bunuh aku saja” (ay. 15). Betapa jujurnya Musa-seorang pemimpin besar-tetap manusia yang gak imun dari sisi emosi yang manusiawi.  Ini menggugah hati kita: bahkan pemimpin rohani pun bisa kehabisan tenaga, bahkan sampai merasa ingin menyerah.

Ay 16–17, Tuhan tidak marah pada Musa, tapi menolong. Ia memerintahkan Musa memilih 70 tua-tua, lalu Roh yang ada pada Musa dibagikan kepada mereka.  Ini bukan pengurangan kuasa Musa, tetapi perluasan.  Gambaran ini indah: seperti lilin yang menyalakan lilin lain, cahayanya tidak berkurang, malah makin terang. Tuhan peduli pada kelemahan pemimpin-Nya.

Ay 18–23, Namun untuk bangsa Israel, jawaban Tuhan keras. Mereka ingin daging? Tuhan kasih bukan sehari, bukan seminggu, tapi sebulan penuh“sampai keluar dari hidungmu” (ay. 20). Mengapa? Karena masalah sebenernya bukan makanan, tapi hati yang menolak Tuhan.  Manna adalah simbol perjanjian kasih-Nya, menolak manna berarti menolak Tuhan sendiri.  Musa bahkan ragu, “Bagaimana mungkin Tuhan bisa kasih makan sebanyak ini?” Tetapi Tuhan menegaskan: “Masakan kuasa TUHAN akan kurang?” (ay. 23). Itu adalah tantangan iman, baik bagi Musa maupun Israel.

Kisah ini menunjuk pada Yesus Kristus.  Manna adalah roti dari surga, lambang kasih pemeliharaan Allah.  Tetapi bangsa Israel menolaknya.  Demikian juga, banyak orang menolak Yesus-Roti Hidup sejati (Yoh. 6:32–35).  Mereka mencari “daging dunia” yang sementara, tapi mengabaikan makanan yang memberi hidup kekal.  Namun di tengah keluhan, Tuhan tetap setia.  Sama seperti Roh yang dicurahkan kepada 70 tua-tua, demikian pula Roh Kudus dicurahkan kepada gereja di hari Pentakosta untuk menopang kita dalam kelemahan. Kristus adalah jawaban akhir bagi kelaparan jiwa kita.  Puji Yesus Kristus Tuhan Kita

© Refleksikanlah

Kalau bangsa Israel bisa begitu gampang melupakan anugerah Tuhan karena bosan dengan makanan, bukankah kita juga sering begitu? Kita punya Kristus, kita punya janji Allah, tetapi kadang kita merasa hidup ini “kurang seru”, lalu melirik kembali ke “Mesir” kita-masa lalu, dosa, atau cara lama yang seakan lebih nikmat. Padahal di situlah letak ujian iman kita: apakah kita cukup dengan Allah dan janji-Nya?

So guys, hari ini kita belajar: situasi sulit bisa melemahkan umat maupun pemimpin.  Israel lupa mereka sudah merdeka, lalu merindukan menu Mesir.  Musa lupa Allah yang menyertai, lalu merasa terbeban sendirian.  Kita juga sering begitu, fokus pada kekurangan, lupa pada kehadiran Tuhan.
Tenangg kabar baiknya: Allah tetap setia. Dia membagi Roh-Nya, menopang Musa, dan menunjukkan kuasa-Nya. Begitu juga dengan kita: di saat kita letih, Roh Kudus menolong kita.
Jadi, jangan biarkan masalah membuat kita meragukan penyertaan Tuhan. Ingat: Allah beserta kita, dan itu cukup.  

© Pertanyaan Reflektif

1. Apa yang kamu pelajari tentang Allah dari kisah ini?

2. Apakah imanmu bahwa Allah berjalan bersamamu cukup untuk membuatmu menghadapi pergumulan hidupmu?

3. Bagian mana dari “Mesir” yang diam-diam masih kamu rindukan? Apakah kamu siap melepaskannya dan cukup dengan Kristus?

 © Berdoalah sesuai Firman

Tuhan, terima kasih karena Engkau Allah yang setia.  Ampuni aku kalau sering merindukan “Mesir” hidupku dan lupa akan Kristus, Roti Hidup yang sejati. Tolong aku untuk percaya bahwa Engkau cukup. memenuhi aku dengan Roh-Mu agar aku kuat menghadapi pergumulan. Dalam nama Yesus, Sang Roti Hidup, aku berdoa. Amin.

Tetap semangat guys, Tuhan Yesus beserta kita,#kamugaksendiri #TuhanYesusBesertamu  *RL-SDG*

Comments