- Get link
- X
- Other Apps
Awal dan akhir masa kerja orang Lewi
23, TUHAN berfirman kepada Musa:
24, "Inilah yang berlaku bagi orang Lewi: setiap orang yang berumur dua puluh lima tahun ke atas wajib bertugas, supaya ia bekerja pada Kemah Pertemuan,
25, tetapi jika ia berumur lima puluh tahun haruslah ia dibebaskan dari pekerjaan itu, sehingga tak usah ia bekerja lebih lama lagi.
26, Ia boleh membantu saudara-saudaranya di Kemah Pertemuan dalam menjalankan tugas mereka, tetapi tidak usah lagi ia menjabat pekerjaan itu. Demikianlah harus kaulakukan kepada orang Lewi mengenai tugas mereka."
© Renungkanlah
Hello guys, Yuk kita SaTe. Kemarin kita udah belajar tentang peran suku Lewi sebagai pengganti anak sulung Israel. Bilangan 8:23–26 memberi kita gambaran yang sangat menarik tentang awal dan akhir masa kerja orang Lewi. Tuhan menetapkan bahwa mereka mulai bertugas pada usia 25 tahun dan berhenti dari tugas penuh pada usia 50 tahun. Bukan berarti setelah itu mereka berhenti total, tetapi mereka tetap dapat mendampingi dan menolong saudara-saudara yang lebih muda.
Mengapa Tuhan menetapkan batasan usia? Dalam dunia kuno, seorang pria mencapai kekuatan fisiknya sejak usia belasan. Namun, kekuatan fisik tidak selalu sejalan dengan kematangan rohani dan kebijaksanaan. Oleh karena itu, Tuhan menetapkan usia 25 tahun sebagai syarat awal: selain udah cukup dalam hal kekuatan tubuh, mereka juga udah cukup dalam kesiapan rohani dan kedewasaan untuk mengemban tanggung jawab yang berat di Kemah Pertemuan.
Sementara itu, usia 50 menjadi batas akhir. Ini seperti mereka memasuki masa pensiun gitu guys. Dan saat usia pensiun itu fokus mereka dari pekerjaan fisik yang berat sekarang fokusnya kepada peran sebagai penasihat, pembimbing, dan mentor yang memberikan teladan. Ini sebuah pola yang indah: Tuhan menghargai kekuatan masa muda, tetapi juga meninggikan kebijaksanaan usia lanjut. Dalam hal ini, masa pensiun gak brenti total, stop ngapa-ngapain, melainkan bertransformasi: dari pekerja aktif menjadi mentor yang menolong generasi berikutnya.
Hal ini sangat relevan dengan kehidupan kita. Tuhan merancang tahapan hidup: ada masa belajar, masa bekerja, dan masa pensiun. Setiap masa punya panggilan ilahi: belajar dengan giat, bekerja dengan setia, dan di masa pensiun menjadi berkat dengan hikmat dan pengalaman. Semua itu bertujuan satu: memuliakan Tuhan dalam setiap tahap kehidupan kita.
Ketika kita membaca aturan tentang orang Lewi, kita diingatkan pada Yesus Kristus, Imam Besar yang sejati (Ibr. 7:23–28). Orang Lewi hanya melayani sementara dan terbatas oleh usia, tetapi Yesus adalah Imam Besar yang melayani untuk selamanya. Dia tidak pernah “pensiun” dari karya penebusan-Nya. Bahkan sekarang Ia menjadi Pengantara kita di hadapan Allah.
Dengan kata lain, Yesus menggenapi pelayanan Lewi: yang terbatas oleh waktu dan kekuatan manusia, digantikan dengan pelayanan Kristus yang kekal, sempurna, dan penuh kasih. Itulah sebabnya, setiap tahap hidup kita—masa belajar, bekerja, maupun pensiun—mendapatkan arti baru: bukan lagi sekadar siklus biologis, melainkan kesempatan untuk menghidupi karya Kristus dan menjadi saksi bagi-Nya.
© Refleksikanlah
Now kita merefleksikan bagian renungan. Firman Tuhan hari ini mengajarkan kepada kita bahwa hidup punya musim. Masa muda bukan hanya untuk mengejar karier atau membuktikan diri, tetapi untuk sungguh-sungguh bekerja bagi Tuhan dengan segala kekuatan. Namun ketika usia bertambah, panggilan kita gak serta merta selesai, melainkan berubah menjadi sahabat, penasihat, dan teladan bagi generasi yang sedang bekerja keras.
Di zaman sekarang, kita pun bisa belajar: masa kuliah adalah masa menanam, masa kerja adalah masa berkarya, dan masa pensiun adalah masa menuai sekaligus membimbing. Kalau orang Lewi saja dipanggil untuk setia pada setiap tahapan hidupnya, kita pun dipanggil untuk memaksimalkan setiap musim hidup, tidak ada yang sia-sia.
© Pertanyaan Reflekti
1. Apa yang bagian ini ajarkan kepadamu tentang hikmat Allah dalam mengatur tahapan hidup manusia?
2. Bagaimana kamu bisa setia menggunakan masa mudamu untuk memuliakan Tuhan?
3. Menurutmu, bagaimana peran orang yang sudah “emeritus” dalam pelayanan gerejawi maupun yang udah pensiun di dunia kerja dapat menolong generasi yang sedang bekerja keras saat ini?
© Berdoalah sesuai Firman
Tuhan, terima kasih karena Engkau menetapkan waktu untuk segala sesuatu. Ajarku memaksimalkan masa belajarku, masa kerjaku, dan kelak masa pensiun, supaya setiap tahap hidupku memuliakan nama-Mu. Tolong aku untuk bekerja dengan setia sekarang, dan kelak menjadi teladan serta penolong bagi generasi berikutnya. Dalam nama Yesus aku berdoa. Amin.
Tetap semangat guys, Tuhan Yesus beserta kita,#kamugaksendiri #TuhanYesusBesertamu *RL-SDG*
- Get link
- X
- Other Apps
Comments
Post a Comment