- Get link
- X
- Other Apps
Korban api-apian
1, TUHAN berfirman kepada Musa:
2, "Berbicaralah kepada orang Israel dan katakanlah kepada mereka: Apabila kamu masuk ke negeri yang akan Kuberikan kepadamu menjadi tempat kediamanmu,
3, dan kamu hendak mempersembahkan korban api-apian bagi TUHAN, dari lembu sapi atau kambing domba, baik korban bakaran atau korban sembelihan, baik untuk membayar suatu nazar khusus, atau sebagai persembahan sukarela atau pada waktu perayaan-perayaanmu, dan dengan demikian menyediakan bau yang menyenangkan bagi TUHAN,
4, maka orang yang mempersembahkan persembahannya itu kepada TUHAN, haruslah mempersembahkan sebagai korban sajian sepersepuluh efa tepung yang terbaik, diolah dengan seperempat hin minyak.
5, Dan beserta korban bakaran atau korban sembelihan itu engkau harus juga mempersembahkan seperempat hin anggur sebagai korban curahan, untuk setiap ekor domba yang dipersembahkan.
6, Tetapi jikalau persembahanmu itu seekor domba jantan, engkau harus mempersembahkan sebagai korban sajian dua persepuluh efa tepung yang terbaik, diolah dengan sepertiga hin minyak,
7, dan sebagai korban curahan haruslah kaupersembahkan sepertiga hin anggur, menjadi bau yang menyenangkan bagi TUHAN.
8, Dan apabila engkau mengolah seekor lembu, sebagai korban bakaran atau sebagai korban sembelihan, baik untuk membayar suatu nazar khusus maupun sebagai korban keselamatan bagi TUHAN,
9, maka beserta lembu itu haruslah dipersembahkan sebagai korban sajian tiga persepuluh efa tepung yang terbaik, diolah dengan setengah hin minyak,
10, dan sebagai korban curahan haruslah kaupersembahkan setengah hin anggur. Itulah korban api-apian yang baunya menyenangkan bagi TUHAN.
11, Demikianlah harus diperbuat untuk setiap ekor lembu dan untuk setiap ekor domba jantan dan untuk setiap ekor domba atau kambing.
12, Berapapun jumlah hewan yang kamu olah, untuk setiap hewan itu harus kamu perbuat demikian juga.
13, Setiap orang Israel asli haruslah berbuat demikian, apabila ia mempersembahkan korban api-apian yang baunya menyenangkan bagi TUHAN.
14, Dan apabila seorang asing telah menetap padamu, atau seorang lain yang tinggal di antara kamu atau di antara keturunanmu kelak, hendak mempersembahkan korban api-apian yang baunya menyenangkan bagi TUHAN, maka seperti yang kamu perbuat, demikianlah harus diperbuatnya.
15, Mengenai jemaah itu, haruslah ada satu ketetapan bagi kamu dan bagi orang asing yang tinggal padamu; itulah suatu ketetapan untuk selama-lamanya bagi kamu turun-temurun: kamu dan orang asing haruslah sama di hadapan TUHAN.
16, Satu hukum dan satu peraturan berlaku bagi kamu dan bagi orang asing yang tinggal padamu."
17, Lagi berfirmanlah TUHAN kepada Musa:
18, "Berbicaralah kepada orang Israel dan katakanlah kepada mereka: Apabila kamu masuk ke negeri, ke mana kamu akan Kubawa,
19, maka apabila kamu makan roti hasil negeri itu haruslah kamu mempersembahkan persembahan khusus bagi TUHAN.
20, Tepung jelaimu yang mula-mula haruslah kamu persembahkan sebagai persembahan khusus berupa roti bundar; sama seperti persembahan khusus dari hasil tempat pengirikanmu, demikianlah harus kamu mempersembahkannya.
21, Dari tepung jelaimu yang mula-mula haruslah kamu menyerahkan persembahan khusus kepada TUHAN, turun-temurun."
© Renungkanlah
Ay 1-2, diucapkan setelah generasi Israel menolak masuk Kanaan dan dijatuhi hukuman untuk mati di padang gurun (Bil. 14). Dalam konteks seperti itu, kata-kata ini terdengar seperti sebuah kata kata bernada pengharapan di tengah keputusasaan. Allah tidak memutuskan kisah-Nya. Meskipun generasi pertama gagal, janji Allah tetap berlaku. Allah kita bukan Allah yang berhenti pada kegagalan, tetapi yang menulis ulang masa depan dengan rahmat-Nya. Keren ya.
Ay 3-10, Korban api-apian berarti persembahan yang dibakar hingga menjadi aroma yang menyenangkan bagi Tuhan. Namun “menyenangkan” di sini bukan karena Tuhan menikmati bau daging terbakar, melainkan karena ketaatan dan penyerahan hati yang menyertai pemberian persembahan tersebut.
Gandum, minyak, dan anggur yang dipersembahkan bersama korban hewan adalah tiga simbol kehidupan:
Gandum melambangkan kebutuhan jasmani yaitu memberikan supply makanan.
Minyak melambangkan kekudusan dan pengurapan.
Anggur melambangkan sukacita dan persekutuan.
Ketika bangsa Israel mempersembahkan semuanya, mereka secara sadar mengakui “Tuhan, Engkaulah sumber kehidupanku, pengudusanku, dan sukacitaku.” Semakin besar berkat yang diterima, semakin besar pula persembahan yang dibawa (ay. 4–10). Persembahan yang besar lahir dari hati yang penuh syukur.
Ay 11-16, bagian ini luar biasa. Di tengah masyarakat kuno yang sangat etnosentris, Allah memperluas lingkaran kasih-Nya. Siapa pun yang ingin menyembah-Nya — entah Israel asli atau pendatang — boleh datang dan diperlakukan sama. Ini adalah benih Injil dalam Perjanjian Lama: kasih karunia Allah terbuka untuk semua bangsa.
Ay 17-21, Buah sulung adalah tindakan iman. Memberikan hasil pertama panen berarti percaya bahwa Tuhan akan mencukupkan sisanya. Bangsa Israel diminta mempersembahkan yang pertama, bukan yang tersisa. Mereka diajar untuk tidak menimbun karena takut kekurangan, tetapi mengutamakan Tuhan sebagai sumber kehidupan.
Dalam praktik paska pembuangan, setiap dapur menjadi “mezbah kecil” , setiap roti bundar menjadi persembahan syukur. Hidup sehari-hari menjadi ibadah. Itulah yang Allah rindukan: bukan ritual di tempat suci, tetapi kehidupan yang menjadi persembahan yang kudus dan berkenan, tiap hari hidupnya RIGHT THINKING-RIGHT FEELING-RIGHT ACTING, mantabb ^^.
Buah sulung ini menubuatkan Kristus yang adalah buah sulung dari antara orang mati (1Kor. 15:20).
Ia adalah jaminan bahwa seluruh umat Allah pun akan dibangkitkan.
Jadi, ketika Israel mempersembahkan hasil pertama panen, mereka sesungguhnya sedang menantikan panen besar: penebusan yang digenapi dalam Kristus. Amin ya guys ya
© Refleksikanlah
Jangan sampe kita menyimpulkan, Allah menuntut persembahan dari kita? gak gitu konsepnya guys. Jadi Allah tidak menuntut persembahan untuk kepuasan diri-Nya No...No..., tetapi untuk memberikan edukasi gitu khusus nya mendidik hati umat-Nya agar tahu bagaimana bersyukur.
ALLAH ingin umat-Nya belajar mempercayai-Nya dalam kelimpahan maupun kekurangan.
Persembahan adalah latihan iman, latihan untuk tidak menggenggam milik kepunyaan kita terlalu erat.
Hari ini, Tuhan juga memanggil kita mempersembahkan “buah sulung” kehidupan yaitu waktu terbaik, kasih terbaik, tenaga terbaik, bukan sisa dari kesibukan kita.
Karena Kristus telah mempersembahkan diri-Nya sebagai korban yang sempurna, setiap persembahan kita kini harum di hadapan Allah. Puji Tuhan banget
Hidup kita yang kita persembahkan kepada Kristus akan menjadi bau yang menyenangkan bagi Tuhan.
© Pertanyaan Reflektif
1. Apa yang menjadi “buah sulung” dalam hidupku yang selama ini enggan aku persembahkan kepada Tuhan?
2. Apakah aku memberi karena takut kehilangan, atau ingin lebih diberkati daripada sebelumnya atau karena percaya bahwa Allah akan mencukupkan semua kebutuhan hidupku?
3. Apakah hidupku sudah menjadi “aroma Kristus” yang menyenangkan hati Allah dan memberkati sesama?
© Berdoalah sesuai Firman
Tuhan, Dikau adalah sumber segala yang kumiliki.
Ajarku untuk hidup dalam kesadaran bahwa setiap berkat berasal dari tangan-Mu.
Jadikan hidupku persembahan yang harum karena kasih dan iman yang mendasarinya.
Terima kasih, Tuhan Yesus, karena Dikau telah menjadi korban yang sempurna bagiku.
Dalam nama-Mu, aku mempersembahkan seluruh hidupku. Amin.
Tetap semangat guys, Tuhan Yesus beserta kita,#kamugaksendiri #TuhanYesusBesertamu *RL-SDG*
- Get link
- X
- Other Apps
Comments
Post a Comment