- Get link
- X
- Other Apps
© Bacaan Alkitab: Bilangan 15: 37-41
Jumbai peringatan
37, TUHAN berfirman kepada Musa:
38, "Berbicaralah kepada orang Israel dan katakanlah kepada mereka, bahwa mereka harus membuat jumbai-jumbai pada punca baju mereka, turun-temurun, dan dalam jumbai-jumbai punca itu haruslah dibubuh benang ungu kebiru-biruan.
39, Maka jumbai itu akan mengingatkan kamu, apabila kamu melihatnya, kepada segala perintah TUHAN, sehingga kamu melakukannya dan tidak lagi menuruti hatimu atau matamu sendiri, seperti biasa kamu perbuat dalam ketidaksetiaanmu terhadap TUHAN.
40, Maksudnya supaya kamu mengingat dan melakukan segala perintah-Ku dan menjadi kudus bagi Allahmu.
41, Akulah TUHAN, Allahmu, yang telah membawa kamu keluar dari tanah Mesir, supaya Aku menjadi Allah bagimu; Akulah TUHAN, Allahmu."
© Renungkanlah
Ayat 37–38, Perintah ini adalah tanda lahiriah yang mengikat secara rohani. Ini kayak “Tuhan membuat hal yang sederhana, seperti ujung baju, jadi bermakna rohani. Tuhan mau hal yang kelihatan biasa pun bisa jadi pengingat hubungan kita dengan Dia.” Dalam konteks kuno, pakaian sering menunjukkan identitas sosial; namun bagi Israel, pakaian menjadi tanda perjanjian. Warna ungu kebiru-biruan (tekeleth), memiliki makna teologis yang dalam: warna ini sama dengan warna tirai dan tabir Kemah Suci (Kel. 26:31), melambangkan hadirat Allah. Artinya, setiap kali mereka melihat jumbai itu, mereka diingatkan bahwa hidup mereka selalu berada “di hadapan Allah.” Mantabb
Jumbai itu bukan sekadar hiasan diujung bajunya orang Israel, melainkan pengingat visual akan kesetiaan Allah dan panggilan umat untuk hidup kudus. Btw guys, zaman kita ini juga banyak banget hal yang membuat distraksi sehingga kita tuh sulit fokus pada panggilan hidup kita, fokus pada relasi dengan Tuhan pemilik hidup kita, dan Tuhan tahu kita tuh mudah lupa. Maka Ia menyediakan cara konkret, untuk jadi simbol yang “terlihat oleh mata langsung bisa menyentuh hati.” Dalam perikop ini ya jumbai itu.
Ayat 39, ayat ini menggambarkan konflik batin manusia antara penglihatan lahiriah dan ketaatan batiniah. “Hati dan mata” adalah metafora Ibrani untuk pusat emosi dan keinginan. Dengan kata lain, jumbai itu bukan sekadar pengingat eksternal, tetapi sarana untuk menundukkan internal.
Israel sering jatuh ke dalam penyembahan berhala karena “melihat” keindahan bangsa-bangsa lain dan “mengikuti” keinginan hati mereka. Maka, Allah memerintahkan simbol yang berfungsi sebagai “jangkar memori rohani” agar mata mereka tidak tertarik kepada dunia sekitarnya, melainkan kembali memandang kepada Tuhan.
Ayat 40, Kata “mengingat” (זָכַר, zakhar) dalam Alkitab adalah tindakan aktif. Dalam tradisi Ibrani, mengingat berarti bertindak setia terhadap yang diingat. Maka, mengenakan jumbai berarti hidup dalam kesadaran perjanjian, bukan sekadar mengingat hukum, tetapi menjadi saksi hidup dari hukum itu.
“Menjadi kudus bagi Allahmu” menggemakan panggilan dari Imamat 11:44: “Kuduslah kamu, sebab Aku kudus.” Kekudusan bukan hanya menjauhi dosa, tetapi memantulkan karakter Allah. Dengan demikian, jumbai itu adalah deklarasi visual: “Aku milik Allah, bukan milik dunia.”
Ayat 41, ayat ini adalah motif perjanjian yang berulang dalam Taurat: “Aku adalah TUHAN yang telah membebaskanmu.” Artinya, ketaatan tidak lahir dari ketakutan, tetapi dari pengalaman kasih yang membebaskan. Allah menegaskan identitas Israel bukan berdasarkan usaha mereka, tetapi berdasarkan anugerah penebusan. Maka jumbai itu bukan simbol beban hukum, tetapi lambang kasih karunia yang mengingatkan mereka kepada Allah yang telah menyelamatkan.
Dalam terang Kristus, jumbai-jumbai itu menunjuk kepada Injil yang menjadi nyata dalam diri Yesus. Yesus adalah penggenapan jumbai itu sendiri. Dalam Markus 5:27–29, seorang perempuan yang sakit pendarahan 12 tahun menjamah “ujung jubah” (κράσπεδον, kraspedon) Yesus , kata Yunani yang sama untuk “jumbai.” Saat itu juga ia sembuh. Artinya, apa yang dulu menjadi simbol pengingat kekudusan, kini menjadi saluran kasih dan kuasa Allah melalui Kristus.
Yesus mengenakan jumbai bukan hanya karena Ia orang Yahudi taat, tetapi karena Ia adalah Firman yang menjadi daging, perintah Allah yang hidup dan berjalan di antara manusia. Melalui salib dan kebangkitan-Nya, Ia mengikat perjanjian baru dengan darah-Nya, sehingga kini Roh Kudus menjadi “jumbai rohani” di hati kita , mengingatkan, menuntun, dan menegur kita untuk tetap kudus bagi Allah (Yoh. 14:26).
© Refleksikanlah
Hi guys, kadang kita butuh pengingat kecil untuk hal-hal besar yang sudah Tuhan lakukan bagi kita. Israel punya jumbai di baju, supaya setiap kali mereka melihat ke bawah, mereka ingat: “Aku milik Tuhan, bukan milik keinginanku.”
Kita juga hidup di dunia yang terus menarik mata dan hati kita ke arah lain, kayak notifikasi di HP, dan apapun itu yang membuat hati kita jadi tidak lagi fokus pada Tuhan. Tapi Tuhan memanggil kita untuk mengingat siapa kita: murid yang sudah ditebus oleh darah Kristus.
Zaman now kita gak pake jumbai lagi ya guys, tapi kita bisa menjadikan salib di hati, renungan tiap pagi, atau komunitas iman sebagai “pengingat kudus” , bahwa hidup kita bukan tentang kita, tetapi tentang Dia yang menebus kita.
Hidup kudus bukan berarti hidup tanpa kesalahan, tapi hidup yang terus diingatkan idenmtitas kita yaitu murid yang sudah ditebus oleh darah Kristus. Seperti jumbai yang menggantung di ujung baju, iman kita pun menggantung pada kasih yang tak pernah lepas dari kita.
© Pertanyaan Reflektif
1. Apa yang kamu pelajari tentang karakter Allah dari ayat-ayat ini?
2. Dalam hal apa saja hatimu dan matamu sering menarikmu menjauh dari Tuhan?
3. Simbol atau kebiasaan apa yang bisa kamu gunakan untuk terus mengingat identitasmu sebagai anak Allah di tengah dunia yang sibuk dan bising ini?
4. Bagaimana Roh Kudus menjadi “pengingat kudus” dalam perjalanan imanmu sehari-hari?
© Berdoalah sesuai Firman
Tuhan, terima kasih karena Dikau selalu mengingat aku bahkan ketika aku sering lupa.
Tolong aku agar mataku tertuju pada-Mu, bukan pada keinginan hatiku sendiri.
Ajarlah aku untuk mengingat siapa aku di hadapan-Mu, murid yang sudah ditebus dengan kasih-Mu.
Biarlah hidupku menjadi tanda kecil yang mengingatkan dunia bahwa Dikau adalah Allah yang kudus dan penuh kasih.
Dalam nama Yesus, Sang Firman yang hidup, aku berdoa. Amin.
Tetap semangat guys, Tuhan Yesus beserta kita,#kamugaksendiri #TuhanYesusBesertamu *RL-SDG*
- Get link
- X
- Other Apps
Comments
Post a Comment