- Get link
- X
- Other Apps
© Bilangan 23: 4-30
Bileam memberkati Israel
4, Maka Allah menemui Bileam, lalu Bileam berkata kepada-Nya: "Ketujuh mezbah itu telah kuatur, dan kupersembahkan seekor lembu jantan dan seekor domba jantan di atas setiap mezbah."
5, Kemudian TUHAN menaruh perkataan ke dalam mulut Bileam dan berfirman: "Kembalilah kepada Balak dan katakanlah demikian."
6, Ketika ia kembali, maka Balak masih berdiri di situ di samping korban bakarannya, bersama dengan semua pemuka Moab.
7 Lalu Bileam mengucapkan sanjaknya, katanya: "Dari Aram aku disuruh datang oleh Balak, raja Moab, dari gunung-gunung sebelah timur: Datanglah, katanya, kutuklah bagiku Yakub, dan datanglah, kutuklah Israel.
8, Bagaimanakah aku menyerapah yang tidak diserapah Allah? Bagaimanakah aku mengutuk yang tidak dikutuk TUHAN?
9, Sebab dari puncak gunung-gunung batu aku melihat mereka, dari bukit-bukit aku memandang mereka. Lihat, suatu bangsa yang diam tersendiri dan tidak mau dihitung di antara bangsa-bangsa kafir.
10, Siapakah yang menghitung debu Yakub dan siapakah yang membilang bondongan-bondongan Israel? Sekiranya aku mati seperti matinya orang-orang jujur dan sekiranya ajalku seperti ajal mereka!"
11, Lalu berkatalah Balak kepada Bileam: "Apakah yang kaulakukan kepadaku ini? Untuk menyerapah musuhkulah aku menjemput engkau, tetapi sebaliknya engkau memberkati mereka."
12, Tetapi ia menjawab: "Bukankah aku harus berawas-awas, supaya mengatakan apa yang ditaruh TUHAN ke dalam mulutku?"
13, Lalu Balak berkata kepadanya: "Baiklah pergi bersama-sama dengan aku ke tempat lain, dan dari sana engkau dapat melihat bangsa itu; engkau akan melihat hanya bagiannya yang paling ujung, tetapi seluruhnya tidak akan kaulihat; serapahlah mereka dari situ bagiku."
14, Lalu dibawanyalah dia ke Padang Pengintai, ke puncak gunung Pisga; ia mendirikan tujuh mezbah dan mempersembahkan seekor lembu jantan dan seekor domba jantan di atas setiap mezbah itu.
15, Kemudian berkatalah ia kepada Balak: "Berdirilah di sini di samping korban bakaranmu, sedang aku hendak bertemu dengan TUHAN di situ."
16, Lalu TUHAN menemui Bileam dan menaruh perkataan ke dalam mulutnya, dan berfirman: "Kembalilah kepada Balak dan katakanlah demikian."
17, Ketika ia sampai kepadanya, Balak masih berdiri di samping korban bakarannya bersama-sama dengan pemuka-pemuka Moab. Berkatalah Balak kepadanya: "Apakah yang difirmankan TUHAN?"
18, Lalu diucapkannyalah sanjaknya, katanya: "Bangunlah, hai Balak, dan dengarlah; pasanglah telingamu mendengarkan aku, ya anak Zipor.
19, Allah bukanlah manusia, sehingga Ia berdusta bukan anak manusia, sehingga Ia menyesal. Masakan Ia berfirman dan tidak melakukannya, atau berbicara dan tidak menepatinya?
20, Ketahuilah, aku mendapat perintah untuk memberkati, dan apabila Dia memberkati, maka aku tidak dapat membalikkannya.
21, Tidak ada ditengok kepincangan di antara keturunan Yakub, dan tidak ada dilihat kesukaran di antara orang Israel. TUHAN, Allah mereka, menyertai mereka, dan sorak-sorak karena Raja ada di antara mereka.
22, Allah, yang membawa mereka keluar dari Mesir, adalah bagi mereka seperti tanduk kekuatan lembu hutan,
23, sebab tidak ada mantera yang mempan terhadap Yakub, ataupun tenungan yang mempan terhadap Israel. Pada waktunya akan dikatakan kepada Yakub, begitu juga kepada Israel, keajaiban yang diperbuat Allah:
24, Lihat, suatu bangsa, yang bangkit seperti singa betina, dan yang berdiri tegak seperti singa jantan, yang tidak membaringkan dirinya, sebelum ia memakan mangsanya dan meminum darah dari yang mati dibunuhnya."
25, Lalu berkatalah Balak kepada Bileam: "Jika sekali-kali tidak mau engkau menyerapah mereka, janganlah sekali-kali memberkatinya."
26, Tetapi Bileam menjawab Balak: "Bukankah telah kukatakan kepadamu: Segala yang akan difirmankan TUHAN, itulah yang akan kulakukan."
27, Kemudian berkatalah Balak kepada Bileam: "Marilah aku akan membawa engkau ke tempat lain; mungkin benar di mata Allah bahwa engkau menyerapah mereka bagiku dari tempat itu."
28, Lalu Balak membawa Bileam ke puncak gunung Peor, yang menghadap Padang Belantara.
29, Berkatalah Bileam kepada Balak: "Dirikanlah bagiku di sini tujuh mezbah dan siapkanlah di sini bagiku tujuh ekor lembu jantan dan tujuh ekor domba jantan."
30, Lalu Balak melakukan seperti yang dikatakan Bileam, maka ia mempersembahkan seekor lembu jantan dan seekor domba jantan di atas setiap mezbah itu.
"Renungkanlah”
Hello Guys…Yuk kita SaTe!
Ayat 4–6, Bileam datang kepada Tuhan dan “melaporkan” bahwa ia sudah mendirikan tujuh mezbah dan mempersembahkan korban. Dalam pikiran Bileam—yang berasal dari dunia okultisme dan ramalan—semakin banyak korban akan memberikan peluang yang semakin besar yaitu Tuhan mau mengutuk Israel.
Plot twist guys:
Tuhan tidak bisa dipaksa dengan ritual, apalagi dimanipulasi dengan korban.
Justru Tuhan menaruh firman di mulut Bileam (ay. 5).
Bukan kutuk. Bukan murka. Melainkan berkat bagi Israel (ay. 7–10).
Ayat 7–10, Balak memanggil Bileam dari “Aram”, tempat yang jauh, hanya untuk satu tugas: mengutuk Israel. Tapi Bileam harus berkata,
“Bagaimana aku mengutuk kalau Tuhan tidak mengutuk?” (ay. 8).
Dan ketika ia melihat Israel dari puncak bukit, ia menyadari sesuatu yang besar:
Israel adalah bangsa yang Allah pilih, yang dipisahkan dari bangsa-bangsa lain karena identitas mereka dibentuk oleh janji Allah (ay. 9).
Lalu kalimat paling menyentuh keluar:
“Sekiranya aku mati seperti matinya orang-orang jujur…” (ay. 10).
Artinya:
Bileam—seorang ahli magi dari luar Israel—diam-diam ingin menjadi bagian dari berkat Abraham.
Ia iri pada masa depan Israel.
Ia ingin mati dalam berkat yang Allah janjikan.
Ayat 11–12, Balak frustasi:
“Bro, anda saya bayar untuk mengeluarkan KUTUK! Kok malah BERKATI?!” (ay. 11)
Tapi Bileam menjawab:
“Aku hanya bisa bicara apa yang Tuhan taruh dalam mulutku.” (ay. 12)
Kalimat ini deklarasi teologi Firman Tuhan tidak tunduk pada ambisi politik manusia.
Ayat 13–17 Balak mulai berpikir lagi nih:
“Kalau view-nya diganti, mungkin Tuhan bakal berubah pikiran.”
(LOL… kayak Tuhan itu router WiFi yang sinyalnya berubah-ubah tergantung lokasi.)
Tapi lagi-lagi, Tuhan mendatangi Bileam (ay. 16).
Balak mulai sadar juga:
“Apa sih yang Tuhan bilang?” (ay. 17).
Ia tahu Bileam bukan sekadar “dukun”, tapi pelihat—orang yang benar-benar mendapat firman.
Ayat 18–20, Bileam berdiri dan menyampaikan kebenaran teologis yang super penting:
“Allah bukan manusia, sehingga Ia berdusta; bukan anak manusia, sehingga Ia menyesal.” (ay. 19)
Pernyataan khusus terhadap situasi Balak: yang menyatakan Allah tidak akan mengubah berkat-Nya hanya karena manusia mendesak atau memanipulasi. Balak boleh mengubah lokasi. Bileam boleh mengubah ritual. Tapi Tuhan tidak mengubah firman dan janji-Nya.
“Allah telah memberkati; aku tidak bisa membatalkannya.” (ay. 20) Ini adalah inti pesan pasal ini.
Ayat 21–24
Bukan karena Israel gak pernah salah banget.
Bukan karena Israel se taat itu, dan se kuat itu orang-orangnya.
Bukan karena mereka se saleh itu.
Tapi karena Tuhan menyertai mereka. (ay. 21)
Ada tiga gambaran teologis besar:
-
Allah hadir sebagai Raja di tengah mereka
Allah yang membawa Israel keluar dari Mesir (ay. 22)
Israel seperti singa betina dan singa jantan (ay. 24)
“Tidak ada mantera yang mempan terhadap Yakub.” (ay. 23)
Tidak ada kutuk gelap yang bisa menembus pagar perjanjian Allah. Kerennnn kann
Ayat 25–30 Balak menyerah separuh hati:
“Kalau nggak bisa kutuk, ya minimal jangan diberkati!” (ay. 25)
Tapi Bileam tetap sama: ia hanya bicara apa yang Tuhan firmankan.
Untuk percobaan ketiga, Balak membawa Bileam ke Gunung Peor—
tempat Baal Peor (25:3), yang nanti akan mengakibatkan kehancuran.
Ini foreshadowing kegelapan. Namun, sesuatu berbeda di sini:
Bileam tidak lagi memakai “ramalan” seperti sebelumnya (24:1).
Ia berhenti memakai teknik okultisme.
Ia mulai menyadari bahwa firman Yahweh tidak dapat berdampingan dengan magi. Dua dunia tidak bisa bercampur.
Dalam Bilangan 23, kita melihat dua raja:
-
Raja Balak yang takut kehilangan kuasa.
-
Raja ilahi YHWH—yang setia pada janji-Nya.
Dan di tengah cerita ini, ada gambaran besar tentang Kristus.
-
Kristus adalah “Israel sejati” yang tidak dapat dikutuk.
Seluruh Alkitab memuncak pada satu titik:
Kutuk tidak bisa menimpa Israel karena sudah ditanggung oleh Kristus (Gal. 3:13). -
Kristus adalah Firman yang tidak bisa dibatalkan.
Seperti Bileam tidak bisa mengubah perintah Tuhan,
Kristus berkata:
“Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu.” (Mat. 24:35) -
Kristus adalah Raja yang tinggal di tengah umat-Nya.
Seperti Allah berjalan bersama Israel,
demikian juga Kristus berjanji:
“Aku menyertai kamu sampai akhir zaman.” (Mat. 28:20) -
Kristus adalah singa dari Yehuda (Why. 5:5)
Gambaran singa dari Bilangan 23:24 digenapi dalam diri-Nya.
Ia bangkit, berdiri tegak, dan menang atas maut.
Di Golgota, dunia mencoba “mengutuk” Yesus.
Tetapi dari salib itulah, berkat terbesar Allah mengalir ke seluruh bangsa.
Jika Israel dilindungi dari kutuk melalui janji Abraham, maka kita dilindungi melalui darah Kristus.
Dan kalau Allah sudah memberkati kita di dalam Kristus, siapa yang bisa membalikkan itu?
Tidak ada. Tidak ada kuasa gelap apa pun. Tidak ada masa lalu. Tidak ada kegagalan. Tidak ada manusia.
© Refleksikanlah
Guys… Sometimes kita berperan sebagai balak dalam hidup, misalnya kita pengen mengatur hasil, memaksa keadaan, memanipulasi moment biar hasilnya sesuai keinginan kita. Di waktu lain, kita bisa berperan seperti Bileam: kita tahu kebenaran, tapi masih mencoba “jalan lain” untuk mencapai tujuan. Di waktu lain hidup kayak Israel: diserang, diincar, disalahpahami, dicoba digagalkan, tapi tetap berdiri karena Allah yang setia menjaga.
Mungkin hari ini kamu merasa: ada orang yang meremehkanmu, ada situasi yang mencoba menjatuhkanmu, atau kamu merasa “dikutuk” oleh keadaan hidup.
Wait, Jika Allah sudah mengucapkan berkat atas hidupmu, tidak ada kuasa apa pun yang bisa membatalkannya.
Dan dalam Kristus, kamu adalah anak perjanjian. Tidak ada kutuk yang bisa menembus kasih karunia.
Yuk percaya: Tuhan setia pada janji-Nya—kemarin, hari ini, sampai selamanya. Amin
© Pertanyaan Reflektif
Bagian mana dari sikap Balak atau Bileam yang paling mencerminkan kondisi hatimu hari ini?
Dalam hal apa kamu pernah mencoba “memaksa Tuhan” atau mengendalikan hasil hidupmu sendiri?
Berkat apa yang Tuhan sudah ucapkan di hidupmu, tapi kamu masih ragu mempercayainya?
Bagaimana kebenaran bahwa “Allah tidak membatalkan berkat-Nya” menguatkanmu di situasi saat ini?
© Berdoalah sesuai Firman
Tuhan, ajarku percaya bahwa janji-Mu tidak berubah.
Tolong aku berhenti mengendalikan hidup dengan caraku sendiri.
Biarlah aku hidup dalam berkat yang Dikau tetapkan, dan berjalan dengan iman bahwa Dikaulah Allah yang setia, yang tidak membatalkan apa yang telah Dikau firmankan.
Dalam nama Yesus, Raja yang memberkati, aku berdoa.
Amin.
Tetap semangat guys, Tuhan Yesus beserta kita,#kamugaksendiri #TuhanYesusBesertamu *RL-SDG*
- Get link
- X
- Other Apps
Comments
Post a Comment